CERITA SEKS 18 + MAIN TOGEL ONLINE
TERSEDIA BO 6 PASARAN DIJAMIN AMAN , NYAMAN , AN TERPECAYA
((SWEDISH , SYDNEY , SINGAPORE , VIENTIANE , HONGKONG , ECUADOR))
AGEN TOGEL TERPECAYA -
Gak kenal maka gak sayang kata
pepatah perkenalkan namaku selly aku berumur 19 tahun dengan tubuhku yang
montok dan payudaraku 36 B cowokku bilang kalau tubuhku menggairahkan, sunguh
aku sangat senang dipuji seperti itu, selama ini aku sudah berpacaran dengan 3
cowok kami berhubungan hanya cium ciuman dan raba raba saja
Tapi dengan cowok ku yang ke empat ini aku melakukan untuk
pertama kali kita berpacaran baru 3 bulan kami saling mengenal karena kita satu
kampus saat aku sedang horny aku melakukan ciuman di dalam bus saat itu kita
dalam perjalanan tour ke lampung dan Palembang, kami melakukan di bangku
belakang sendiri karena suasana saat itu orang orang sudah tertidur pulas kami
asik berciuman dan memegang alat kelamin masing masing.
Peristiwa itu terjadi saat 3 minggu saat kami tidak bertemu
karena waktu itu liburan kampus kita berbeda kota cowokku tinggal di bandung ,
kami berjanjian di salah satu tempat makan yang enak dibuat untuk bermesraan,
kita akhirnya bertemu dan memlilih tempat duduk yang tempatnya agak tersembunyi
supaya bisa melakukan kegiatan yang bebas, langsung saja cowokku yang kangen
memelukku, aku pura pura tidur di meja agar bisa menutupi tangannya yang
meremas toketku.
Ahhh sungguh nikmat sekali rasanya kangen diginiin ama kamu
sayang,, aku juga tak tinggal diam aku pegang penisnya dan ternyata sudah
tegang duluan adegan ini tidak berlangsung lama kira kira 15 menitan karena
hidangan yang kami pesan sudah datang dan harus dimakan.
Selesainya kita makan kami mengobrol ngobrol kecil tak
taunya dalam obrolan itu cowokku mengajakku maen ke kost kakak angkatnya,
sungguh hatiku sangat senang katanya kakak angkatnya mau pergi jadi cowokku
ijin menggunakan kamarnya berarti kita bisa bebas berciuman dan berpelukan dan
tidak berpikiran untuk bercinta.
Sesampainya kami di kostan kakaknya, kami ikut menemani
kakak itu menonton sebentar. Karena rupanya dia baru akan pergi sekitar sejam
lagi. aku sempat kesal karena berarti aku dan cowokku belum bebas.
Tapi memang namanya nafsu, cowokku bisa saja mengambil
kesempatan dalam kesempitan.
Sewaktu kakak asik menonton tv , kami yang duduk dibelakangnya (aku tiduran
dipangkuan cowokku) mulai asik berciuman. Kembali tangan cowokku meremas
toketku.
Aku mulai merasa terangsang yang amat sangat. Tanpa
kuharapkan, tangan cowokku mulai masuk ke dalam celanaku. Untuk aku mengenakan
celana pendek yang tidak terlalu ketat, sehingga tangan cowokku dapat masuk ke selangkanganku
dengan mudahnya.
Kami asyik bercumbu sampai aku benar2 tidak bisa menahan lagi.
akhirnya dengan alasan panas, cowokku mengajakku ke teras kamar kostannya. Kami
duduk di kursi yang tidak akan terlihat dari dalam kamar.
Lalu
kami mulai berciuman dan kali ini aku gantian meremas penisnya dengan penuh
nafsu.
Cowokku juga ngobel vaginaku dengan penuh nafsu. Entah setan
dari mana datang ke dalam diri cowokku, lalu kami ke kamar mandi.
Sialnya, kamar mandi yang ada di kostan itu ternyata kamar
mandi bersama.
Tak kalah terkejutnya dengan Cinta,(temanku) Om Ridwan juga
berpikiran yang sama. Dimata Om Ridwan, Cinta adalah sosok gadis muda yang baik
dan cerdas. Memang ia dan puterinya sering pergi menghabiskan malam di klub
atau sekedar hang out, namun itu dinilainya masih ada pada batas-batas wajar.
Hampir tidak ada secuil pun dalam pikirannya kalau Cinta adalah seorang gadis
yang bisa di-booking. Memang ia tidak bisa begitu saja menuduh Cinta demikian.
Ia cukup tahu tabiat mesum rekannya, Rudi. Apakah Cinta salah satunya? Mungkin
ini bukanlah saat yang tepat untuk mencari tahu kebenarannya.
“Eh napa lu? Kayak gak pernah liat cewek cantik aja hahaha”,
Om Rudi kembali menepuk pundak Om Ridwan.
Om Ridwan tersadar dari lamunannya. Sambil tergagap ia hanya
menjawab singkat, “Gue musti buru-buru nih, gue musti balik lagi ke kantor”.
“Okelah, ntar kabar-kabar kalo ada ‘barang’ baru lagi
hahaha”.
Om Ridwan hanya tersenyum kecil. Dengan wajah masih
menunjukkan kekikukan, cemas dan khawatir ia menggandeng gadis muda disebelahnya
masuk ke dalam lift.
Cinta menghembuskan nafas lega. Paling tidak saat itu baik
Om Ridwan maupun dirinya tidak saling membuka identitas, walaupun keduanya
sudah jelas tidak bisa mengelak. Keduanya tidak menyangka akan bertemu dalam
situasi seperti ini. Untungnya mereka bisa kompak bersandiwara untuk
berpura-pura tidak saling mengenal. Dalam hati Cinta terbersit rasa was-was apabila
harus bertemu lagi dengan Om Ridwan setelah kejadian ini.
BANDAR TOGEL - “Yuk..”, Cinta sedikit terkaget namun
dengan cepat bisa mengusai diri. Dengan tersenyum, gadis cantik itu menerima
rangkulan Om Ridwan dan berjalan menuju kamar.
Pasca masuk ke dalam kamar tak banyak yang bisa diceritakan.
Seperti layaknya ‘klien’ berumur lainnya, Om Rudi tidak sejago bicaranya ketika
beradu diatas ranjang. Bahkan Cinta harus berusaha ekstra keras untuk membuat
‘senjata’ Om Rudi siap tempur. Untuk pelanggan berusia muda, mungkin hanya
dengan membuka pakaian saja sudah mampu membuat mereka tegang. Namun untuk Om
Rudi, bahkan kocokan dan kuluman dalam keadaan telanjang bulat ternyata tidak
mempan untuk membuatnya ereksi. Sampai akhirnya ketika ‘senjata’ itu berhasil
dibangunkan, beberapa goyangan pinggul Cinta dengan cepat membuatnya ‘mati’
kembali.
“Gak apa-apa kok Om, mungkin Om lagi capek”. Akhirnya Cinta
harus membesarkan hati sang ‘klien’ ketika ia meminta ronde kedua, namun tak
kunjung mampu melakukannya.
Cinta sampai harus memberikan kocokan dan kuluman ekstra
atas permintaan Om Rudi, namun semuanya sia-sia. Pemainan birahi itu pun
berunjung dengan Cinta yang nampak seperti seperti baby sitter yang sedang
meneteki bayi besarnya. Bayi besar bernama Om Rudi.
“Om masih boleh kan nelpon kamu lagi?”.
“Boleh dong Om, boleh banget”, sahut gadis cantik itu begitu
selesai memakai kaos ketat model tanktopnya.
“Boleh Om minta cium?”.
Cinta tersenyum dan berjalan mendekati Om Rudi yang masih
duduk telanjang di atas ranjang. Diciumnya bibir Om Rudi cukup lama, kemudian
diakhiri dengan sapuan lidah. Cinta juga membiarkan sejenak Om Rudi
meremas-remas payudaranya sebelum mereka berpisah. Untuk uang sebanyak yang
diserahkan Om Rudi, hari ini termasuk kerja mudah baginya. Dengan uang sebanyak
itu untuk sementara Cinta dapat melupakan pertemuannya dengan Om Ridwan. Namun
itu hanya untuk sementara.
*Beberapa hari kemudian.
Di sebuah kamar kosan elit, Cinta duduk lesehan di atas
ranjang dan terlihat serius di depan laptopnya. Ia terlihat serius mengulir dan
meng-klik mouse, sambil memperhatikanwebsite yang bergantian muncul di layar.
Sebagai seorang mahasiswi, Cinta termasuk dalam mahasiswi yang pintar. IPK-nya
disetiap semester hampir tak pernah dibawah 3,0. Kesibukan lain diluar jam
kampus, seperti organisasi mahasiswa, modeling, SPG dan lain-lain, seakan tidak
mengganggu nilai akademisnya. Pun demikian dengan aktifitasnya sebagai lady
escort. Khusus untuk ‘aktifitas’ yang satu ini, mungkin tidak satupun dari
sahabat Cinta yang akan pernah menyangkanya. Berprofesi sebagai wanita
panggilan kelas atas justru menguntungkan bagi Cinta. Menerima ‘klien’ bermodal
besar membuat Cinta menjadi banyak memiliki kenalan kelas atas. Dari politisi,
akademisi, ahli hukum, sampai jabatan berpangkat lainnya. Tak jarang mereka
membantu Cinta untuk hal-hal penting, dengan imbalan beberapa jam kehangatan
diatas ranjang. Bagi Cinta, seks adalah kelemahan terbesar dari laki-laki jika
bisa dimanfaatkan dengan baik. Profesi lady escort bagi Cinta memang menjadi
salah satu cara untuk bergaul di kalangan elit. Tarif tinggi yang dipasang
Cinta adalah filter, sehingga tubuhnya tidak sembarangan dijamah oleh laki-laki
hidung belang dibawah standar. Begitu pula dengan laki-laki yang menjadi
kekasihnya. Status kekasih tidak serta merta membuat seorang laki-laki berhak
menjamah tubuh moleknya. Cinta juga menerapkan standar yang tinggi untuk kekasih
yang boleh menikmati kehangatan tubuhnya. Salah satu laki-laki yang beruntung
adalah Rido, kekasihnya saat ini.
“Serius amat? Lagi bikin apa?”.
Rido keluar dari kamar mandi dengan hanya terbalut handuk.
“Nih lagi iseng browsing sambil nunggu kamu mandi”.
“Hayo pasti browsing situs porno ya? Hehehe”.
Rido naik ke atas ranjang. Laki-laki muda itu lalu memeluk
Cinta dari belakang dan mendaratkan ciuman di pipi kekasihnya.
“Enak aja, emang kamu!”, Cinta tersenyum.
Rido memalingkan wajah Cinta, kemudian bibir mereka beradu.
Sambil melumat bibir lembut itu, tangan Rido bergerak masuk ke dalam kaos yang
dipakai kekasihnya. Dibalik kaos itu Rido bisa dengan bebas merasakan seluruh
kelembutan kulit tubuh Cinta. Tidak ada bra ataupun celana dalam yang
menghalanginya. Beberapa saat yang lalu Rido telah dua kali merasakan
kehangatan tubuh Cinta, namun baginya itu tidak akan pernah cukup. Cinta tahu
itu, sehingga selama Rido masih ada di kamar kosnya ia merasa tak ada gunanya
memakai pakaian dalam.
“Katanya mau buru-buru meeting?”.
“Ah, mereka bisa nunggu”.
Cinta tidak menolak ketika Rido merebahkan tubuhnya di
ranjang.
“Yakin bisa nunggu?”.
Rido mengangguk. Ciuman pun kembali mendarat di bibir Cinta.
Ujung baju kaos Cinta terangkat dan handuk Rido terlepas.
Lenguhan panjang keluar dari mulut Cinta ketika batang tegang Rido memasuki
dirinya. Lenguhan itu semakin panjang ketika Rido mulai menggerakkan
pinggulnya. “AAHH..!!”.
Kocokan Rido itu mendadak berhenti ketika terdengar suara
nada ponsel. Suara ponsel miliknya dan milik Cinta berbunyi bersamaan. Keduanya
saling memandang. Ekspresi kesal Rido disambut senyuman oleh Cinta. Batang
kemaluan Rido seakan ikut menjerit kesal karena harus terlepas dari jepitan
lubang hangat milik Cinta. Cinta dan Rido beranjak turun dari ranjang dan
mengambil ponsel masing-masing.
Cinta melihat nomor tak terdaftar di layar ponselnya.
Mungkin ‘klien’ baru, pikir Cinta. Awalnya ia ingin me-reject panggilan
tersebut, namun kemudian membatalkannya.
Ditekannya tombol jawab. “Halo”.
“Cinta?”, terdengar suara laki-laki.
“Iya dengan siapa saya bicara?”.
“Ini Om Ridwan”.
MAIN TOGEL ONLINE - Cinta terkaget mendengar nama itu.
Sekilas ia melirik ke arah Rido dan melihat laki-laki itu juga sedang sibuk
dengan lawan bicaranya. Bayangan kejadian di hotel mendadak muncul dikepalanya.
Insting kewanitaannya langsung bereaksi kalau ini bukanlah sekedar telepon
menanyakan kabar. Hal ini dikarenakan, nomor ponsel ini hanya ia gunakan untuk
menerima booking-an. Tak mungkin Om Ridwan mendapatkan nomor ini dari Felisia.
Ia sama sekali tidak pernah memberitahukan nomor ini selain kepada
pelanggannya. Dalam hati ia mencoba berpikir positif terhadap ayah dari sahabat
karibnya ini.
“Oh ada apa Om?”.
“Kamu sekarang jarang main ke rumah, lagi sibuk ya?”.
“Hhmm.. Iya Om, Cinta lagi sibuk nyusun skripsi jadi gak
sempet main kesana”. Cinta sedikit berbisik, kemudian berjalan menjauhi
kekasihnya.
“Iya nih, Feli juga lagi sibuk bimbingan terus”.
“Gitu deh Om, soalnya pembimbing Cinta agak sedikit killer
orangnya”.
“Memang siapa pembimbing kamu?”.
“Pak Burhan Om”.
“Oh Pak Burhan, Om kenal baik tuh sama dia nanti Om bantu
deh biar kamu bisa cepet bimbingannya”.
Sebagai salah satu pejabat negara di Kementerian Pendidikan,
Om Ridwan memang memiliki banyak kenalan dikalangan pimpinan universitas di
Indonesia. Cinta tahu benar hal itu. Tapi sebagai gadis yang sudah makan asam
garam, ia tahu pembicaraan ini pastilah basa-basi belaka. Pembicaraan awal
menuju ke sebuah pembicaraan inti. Kembali ia mencoba untuk berpikiran positif
dengan Om Ridwan, namun itu sepertinya sulit. Semenjak pertemuan mereka di
hotel beberapa hari lalu, penilaian Cinta terhadap Om Ridwan sudah berubah.
“Wah makasi lo Om”, Cinta berusaha akan kata-katanya
terdengar gembira.
“Ya tapi Om juga harus tahu judul dan kerangka skripsi yang
kamu susun, biar Om bisa jelasin ke temen Om itu”.
“Terus gimana dong Om?”.
“Kamu ada waktu gak hari ini? Nanti kamu bawa skripsi kamu
ntar Om baca dulu deh sekilas…”.
Sejenak Om Ridwan diam. Terdengar desah nafas panjang
sebelum laki-laki itu melanjutkan kata-katanya.
“…Om juga sekalian mau ngomongin kejadian di hotel beberapa
hari lalu”.
Oh Tuhan akhirnya dirinya harus menghadapi pembicaraan
tentang kejadian itu, Cinta membatin. Ucapan terakhir Om Ridwan membuatnya
sedikit ragu. Haruskah ia menerima ajakan Om Ridwan ini. Sekilas dilihatnya jam
di dinding hampir menunjukkan pukul 1 siang. Sejenak Cinta berpikir. Tak ada
salahnya ia bertemu dengan Om Ridwan untuk sekedar ngobrol. Ia sendiri sudah
cukup tersiksa apabila kejadian itu tidak segera terselesaikan. Apalagi Om
Ridwan sekaligus menawarkan bantuan tentang skripsinya. Om Ridwan sendiri
bukanlah orang sembarangan dibidang akademisi. Laki-laki paruh baya itu
bergelar doktor lulusan dari salah satu universitas di luar negeri. Apalagi
kalau memang benar Om Ridwan kenal dengan pembimbingnya, itu berarti keuntungan
baginya.
“Boleh deh Om, Cinta juga gak ada acara kok”.
“Oke kalo gitu kita ketemu di mall *** aja gimana?”.
“Aduh kejauhan Om, rame lagi, gimana kalo cafe *** aja?”.
“Gak masalah, kali gitu Om tunggu jam 6 Oke?”.
“Oke..”.
Cinta mematikan ponselnya. Gadis itu lalu membalikkan
tubuhnya dan melihat Rido sudah hampir selesai memakai kembali pakaiannya.
Cinta berjalan mendekati kekasihnya tersebut.
“Udah ditunggu?”.
“Iya, sorry musti buru-buru”.
“Gak apa-apa”, Cinta tersenyum.
Rido adalah seorang pengusaha muda. Direktur di sebuah
perusahaan ekspor impor milik orang tuanya. Mereka sudah berpacaran hampir
setahun lebih. Selain faktor fisik dan materi, Cinta juga melihat Rido sosok
yang bertanggung jawab sebagai calon suami. Rido tidak menginggalkannya setelah
dua tiga kali menyetubuhinya seperti kekasih-kekasihnya yang lain. Rido pun
tidak segan mengelurkan uang banyak guna memenuhi segala kebutuhan hidup Cinta.
Laki-laki inilah yang menjadi penyebab selama beberapa bulan ini ia tidak lagi
menerima booking-an. Sebagai gadis biasa, dalam hati Cinta berharap Rido adalah
pangeran tampan berkuda putih yang selama ini dicarinya.
“Siapa yang nelpon?”.
“I-itu cuma dari saudara mama nanyain nomor telpon papa”.
Cinta berbohong.
“Oh gitu, ya udah aku berangkat dulu kalo gitu”.
Cinta mengangguk. Mereka berciuman.
“Gak nganterin sampai mobil nih?”.
Cinta tersenyum. “Boleh aja, kalo kamu gak masalah aku turun
ke bawah gak pake celana terus gak pake daleman”.
“Hehehe ya udah gak usah aja kalo gitu”.
Cinta tahu kalau Rido kerap cemburu dengan laki-laki lain
yang menatap tubuhnya. Termasuk juga kepada beberapa laki-laki yang berada di
kosan tersebut.
“Oke bye”.
“Bye”.
Kembali mereka berciuman. Cinta memandangi Rido sampai
laki-laki itu menghilang di tangga. Kemudian ia menutup pintu kamar kosnya.
Berjalan menuju ranjang, mematikan laptop dan beranjak ke kamar mandi. Ia ada
janji yang harus dipenuhi sore itu.
Cinta turun dari taxi dan berjalan masuk ke dalam cafe. Ia
disapa oleh pegawai berpakaian semi formal dan Cinta tersenyum kearahnya.
Sesampainya didalam, ia menyapu pandangannya ke sekeliling cafe. Rupanya malam
itu suasana cukup ramai, tidak seperti hari-hari biasa. Akhirnya Cinta melihat
seorang laki-laki yang melambai ke arahnya. Laki-laki itu duduk di pojokan.
Laki-laki itu adalah Om Ridwan. Cinta pun berjalan kearahnya.
“Udah lama Om?”.
Om Ridwan berdiri. “Gak kok baru aja, duduk Ta”.
“Maaf Cinta telat”.
“Gak apa-apa”.
Keduanya kemudian duduk. “Kamu mau makan apa?”.
“Cinta udah makan Om, makasi”.
“Kalo gitu kita minum aja deh, kamu mau apa?”.
Cinta mengambil daftar menu dan sejenak mencermatinya.
“Jus wortel campur tomat aja Om”.
“Hhmm.. healty life?”, Om Ridwan tersenyum.
Cinta membalas senyuman itu. “Ya gitu deh Om”.
Om Ridwan kemudian melambaikan tangan memanggil pelayan
untuk mendekat. Tak lama pelayan itu selesai mencatat pesanan mereka berdua.
“So.. mana skripsi kamu?”.
Cinta kemudian mengeluarkan laptop dari dalam tas.
Meletakkannya diatas meja dan menyalakannya.
“Ini Om..”, Cinta memutar laptop tersebut sehingga dapat
dilihat oleh Om Ridwan.
Sejenak Om Ridwan tenggelam membaca secara serius skripsi
tersebut. Cinta sendiri hanya memandang kearah Om Ridwan. Terbersit rasa kagum
dalam diri Cinta melihat sosok laki-laki paruh baya itu. Untuk laki-laki
berusia diatas kepala lima Om Ridwan mungkin tidaklah tampan, namun berkarisma.
Tubuhnya yang sedikit berisi justru membuat karakter kebapakannya terlihat
jelas. Rambutnya yang mulai jarang dan sedikit memutih, menunjukkan kalau ia
adalah sosok yang intelektual. Paling tidak kesan itulah yang muncul ketika
melihat sosok Om Ridwan, selain sosok lain yang baru diketahui Cinta beberapa
hari yang lalu tentunya.
“Ini sudah bagus kok, malah bagus banget”, ucapan Om Ridwan
menyadarkan lamunan Cinta.
“Serius Om?”.
“Kamu itu selain cantik ternyata juga cerdas ya”.
“Ah Om bisa aja”. Cinta tersipu.
“Kalau seperti ini sih, Om bakal gampang ngomong ke temen
Om, gak perlu waktu lama deh kamu buat lulus Ta”.
“Aduh itu mau banget Om, Cinta kan mau lanjut studi ke luar
negeri kayak Om”.
“Bener?”.
“Beneran Om..”, Cinta terdengar bersemangat.
“Nah kalo gitu ntar Om bantu juga deh nyariin beasiswa”.
“Wah.. serius Om? Makasi…”, kali ini Cinta semakin
bersemangat.
“Sama-sama”, Om Ridwan tersenyum.
Kemudian beberapa saat ekspresi wajah laki-laki itu berubah
serius. Keduanya membisu dan terlihat kikuk. Beruntung suasana berubah ketika
pelayan datang membawa pesanan. Itu pun tidak lama, karena setelah pelayan
pergi suasana kembali seperti semula.
Om Ridwan berdehem. Kebisuan pun pecah. “Oya, soal kejadian
di hotel ***”.
Laki-laki itu terdiam sejenak. Menatap tajam ke arah Cinta.
Ekspresi wajah gadis cantik itu terlihat berubah tegang.
“Kita sudah sama-sama dewasa Ta, jadi Om bakal cerita terus
terang saja…”.
Om Ridwan kemudian bercerita panjang lebar tentang
kebiasannya bermain wanita dan gadis-gadis muda. Ia mengaku bahwa dia terpaksa
mencari pelarian karena Verayanti – istrinya, sudah semakin jarang memiliki
waktu untuk menjalankan kewajibannya sebagai istri. Masuk akal bagi Cinta
karena dilihatnya Tante Vera – begitu biasa Cinta memanggilnya, memang terlihat
lebih sibuk di luar rumah. Tante Vera lebih mengutamakan bisnis berliannya
ketimbang mengurusi keluarga. Itu sebabnya Felisia juga menjadi sedikit agak
bebas dan liar dalam bergaul. Akibat pertemuan tak diduga itu ternyata baik Om Ridwan
maupun Cinta, nampaknya sama-sama ketakutan kalau rahasia mereka terbongkar.
Cinta takut profesinya sebagai lady escort didengar orang tuanya. Om Ridwan pun
dilain pihak, takut kalau kebiasaannya bermain perempuan tersebar akan merusak
nama baiknya dan mempengaruhi rumah tangganya. Keduanya kini sepertinya ada di
dalam posisi yang sama. Sama-sama mengetahui rahasia pribadi satu sama lain.
Sama-sama ingin rahasia itu tetap menjadi rahasia. Rahasia penting yang bisa
mempengaruhi kehidupan masing-masing.
“Oke itu semua cerita Om…”, ucap Om Ridwan sebagai penutup
ceritanya.
Cinta tak tahu harus berkomentar apa. Dia sendiri di hotel
itu juga melakukan hal yang sama seperti dilakukan oleh Om Ridwan. Tentunya ia
tidak bisa menyalahkan ayah sahabatnya itu.
Lama tidak mendengar komentar dari Cinta, akhirnya Om Ridwan
pun melanjutkan kata-katanya. “…Dan soal kamu, Om sudah dengar langsung dari Om
Rudi”.
Cinta tersentak. Apakah itu berarti Om Ridwan sudah
mengetahui tentang profesi sampingannya? Cinta membatin.
“…Dia cerita semuanya tapi Om gak bilang kalo Om itu kenal
sama kamu. Nomor telepon yang tadi Om telpon juga Om dapet dari Om Rudi…”.
Detik itu juga Cinta merasa kalau langit telah runtuh diatas
dirinya. Laki-laki yang begitu ia hormati dan telah ia anggap ayah kedua
baginya, kini telah mengetahui rahasia terbesarnya. Untuk beberapa saat,
kembali baik Cinta maupun Om Ridwan tak mengeluarkan kata-kata. Hanya
suara-suara pengunjung cafe yang terdengar riuh disekitar mereka.
Setelah hening beberapa saat lalu Cinta berkata
terbata-bata, “Tolong jangan kasi tau orang tua Cinta Om…”.
“Oh tidak, tentu saja tidak”, Om Ridwan langsung menanggapi.
“Dan Om juga minta kamu jangan bilang ke Tante Vera”.
Cinta hanya mengangguk. Kini kartu AS mereka berdua sudah
saling terbuka. Keduanya pun lalu saling berjanji untuk saling menutup mulut
dan tidak akan membuka rahasia masing-masing. Tapi ternyata masalahnya tidak
sesederhana itu, ketika Om Ridwan melanjutkan kembali kata-katanya.
“Ta, Om sudah dengar cerita Om Rudi dan juga cerita dia
tentang temannya yang pernah, maaf, mem-booking kamu…”. Om Ridwan nampak ragu
melanjutkan kata-katanya, namun akhirnya laki-laki paruh baya itu
melanjutkannya. “…Om juga pengen bookingkamu”.
“Om…!”, ekspresi
wajah Cinta bertambah tegang. “…Ja-jadi semua kebaikan yang Om tawarin tadi
cuma karena ini?”.
“Bu-bukan gitu Ta, bukan.. Semua yang tadi Om tawarin itu
adalah tulus karena kamu adalah sahabat baik anak Om, itu gak akan berubah
walau kamu menolak sekalipun…”, Om Ridwan menelan ludah. “Anggap saja sekarang
ini Om adalah orang lain yang gak kamu kenal…”.
“Kalau Cinta menolak, semua tawaran itu masih tetap
berlaku?”.
Om Ridwan mengangguk.
“Kalau Cinta menolak, Om bakal cerita semua rahasia ke orang
tua Cinta?”.
Om Ridwan menggelengkan kepala. “Sekarang ini Om adalah
pelanggan kamu dan kamu sepenuhnya berhak menentukan apakah menerima atau
menolak tawaran Om”.
Cinta terdiam sejenak untuk berpikir. Om Ridwan pun terlihat
tegang menunggu jawaban gadis cantik itu. Setelah lama dalam kebisuan Cinta pun
menjawab, “Tapi gak murah lo Om”.
“Sebutin saja harganya…”.
“Cinta gak mau nerima uang Om”.
“Loh terus?”, Om Ridwan terheran.
“Udah lama Cinta pengen punya Tablet PC *** baru, Om bisa
beliin?”.
Om Ridwan tersenyum lebar. “Kalo cuma itu sih sekarang juga
Om bisa beliin kamu”.
PREDIKSI TOGEL TERBAIK - Cinta terkejut kalau Om Ridwan akan
menyatakan kesanggupan. Barang yang disebutkan Cinta tadi harganya begitu
tinggi. Ia sebenarnya berharap Om Ridwan akan berpikir dua kali untuk
menyanggupinya. Dengan demikian hubungan gelap yang mungkin akan terjadi
diantara mereka bisa dihindari. Ternyata Cinta salah memprediksi. Uang sebesar
itu ternyata tidak menjadi masalah besar untuk Om Ridwan. Jadi kini bola panas
kembali berada di pihak Cinta.
“Oke minum dulu jusmu, ntar kita mampir ke *** biar kamu
pilih sendiri yang kamu mau”, Om Ridwan menyebut salah satu mall khusus
barang-barang elektronik terbesar di kota itu.
Cinta hanya bisa menurut. Paling tidak selama perjalanan
nanti ia masih bisa berpikir. Berpikir apakah dirinya cukup gila untuk menjalin
sebuah afffair. Sebuah hubungan gelap dengan ayah dari sahabat baiknya sendiri.
Tak lama mereka berdua sudah berpindah dari cafe ke mall
yang mereka tuju. Disana Om Ridwan dengan setia menemani Cinta berjalan dari
satu counter ke counter lainnya. Cinta terus berusaha mengulur waktu. Sengaja
Cinta berbicara cukup lama dengan sales penjaga counter-counter yang
dimasukinya. Kembali ia berharap Om Ridwan akan bosan dan tersulut emosinya.
Dengan demikian kemungkinan laki-laki paruh baya itu akan ilfilterhadap
dirinya. Namun sekali lagi, perkiraan Cinta salah. Om Ridwan terlihat begitu
tenang mengikuti segala kemauannya. Tidak ada ekspresi bosan ataupun kesal yang
muncul di wajah Om Ridwan, sebagaimana yang ia harapkan.
“Ini aja deh Om…”, Cinta akhirnya menyerah dan menunjuk
sebuah tablet PC berukuran 10 inchi merk terkenal.
“Yakin? Gak mau liat-liat yang lain lagi?”.
Cinta menggelengkan kepalanya. “Boleh ya Om?”.
Gadis cantik itu melemparkan senyuman, walaupun jauh di
dalam ia sedang gundah. Ini adalah harapan terakhir Cinta. Ia tahu harga tablet
PC itu adalah yang paling mahal di kelasnya. Harapan Cinta semoga kali ini bisa
membuat Om Ridwan mundur dan membatalkan niatnya. Ternyata kembali Cinta salah.
Om Ridwan mengangguk. Habis sudah daya dan upaya Cinta. Mungkin hubungan gelap
ini memang harus ditakdirkan terjadi, Cinta membatin.
“Ntar ya Om bayar dulu”, Om Ridwan kemudian berdiri dan
menuju kasir.
“Makasi ya Om”, Cinta hanya bisa melempar senyuman.
Mulailah keluar kehandalan Om Ridwan dalam merayu wanita.
Pelan-pelan Cinta mampu dibuatnya terlepas dari ketegangan dan berlahan suasana
pun menjadi lebih relax. Om Ridwan kini sudah berpindah duduk di samping Cinta.
Walaupun selangkangannya sudah berontak, agaknya Om Ridwan masih bisa menjaga
emosinya. Ia agaknya tidak ingin terburu-buru dalam menikmati keindahan ciptaan
Tuhan yang ada disampingnya.
Gemes mau peluk-pelukin Cinta kayak gini, cium-ciumin kayak
gini, remes-remesin kayak gini.. sshmm..”, jawab Om Ridwan dengan
memperlihatkan contoh cara dia mendekap, mengecup pipi dan meremas payudara
Cinta.
Rancauan Cinta itu semakin memancing birahi Om Ridwan kian
menjadi. Om Ridwan nampak seperti laki-laki ingusan yang baru kali ini bergelut
dengan seorang gadis. Ia terlihat begitu menikmati dan tidak terburu-buru untuk
mengecapi sepuas-puasnya tubuh mulus nan indah tersebut. Dari semula saja dia
sudah bertekat untuk melupakan bagaimana status hubungannya dengan Cinta, apalagi
setelah dilanda nafsu tinggi seperti ini. Anak gadis sahabat dari anaknya ini
begitu hebat merangsang gairahnya, sehingga membuatnya melupakan
segala-galanya.
“Geli banget Om ooohhh…”.
Kini celana dalam Cinta telah diloloskan oleh Om Ridwan.
Tubuh telanjang Cinta pun telah rata mendapat jatah jilatan rakus lidah Om
Ridwan. Mulut dan lidah Om Ridwan terlihat sibuk berpindah-pindah menyedot dan
menjilati diantara kedua bukit kenyal milik sang gadis cantik. Ketika kuluman
mulutnya berada di puting kanan, maka tangan kanan Om Ridwan meremas-remas
payudara kiri, demikian sebaliknya.
“Srruupp.. sruuupp..”, suara decakan terdengar ketika dengan
rakus Om Ridwan menikmati kedua payudara padat itu.
Sementara Cinta bergelinjang diatas ranjang. “Oohhh Om..
Terus Om…”.
Sedotan dan jilatan Om Ridwan turun menyusuri perut rata
Cinta. Turun lagi menuju pusar, sampai di daerah kewanitaan si gadis. Laki-laki
itu membuka lebar kedua kaki Cinta. Rupanya Cinta rajin merawat daerah
kewanitaannya. Bulu-bulu hitam yang ada disana terlihat tercukur rapi. Bau
vagina khas gadis muda membuat Om Ridwan begitu bernafsu melahapnya. Seperti
anjing kelaparan ia menyosor, menjilat dan menyedot celah rangsangan itu.
Keduanya tidak peduli lagi dengan masalah kesopanan. Om
Ridwan seakan lupa kalau sahabat anak gadisnya yang biasanya sopan datang ke
rumahnya, kini sedang menjambak-jambak rambutnya. Itu dilakukan Cinta terdorong
naluri akibat rasa nikmat yang melanda sekujur tubuhnya.
“Ssshh.. aahhh.. gelii.. Omm..”.
Om Ridwan tidak mempedulikan rancauan Cinta.
“Srruupp.. sruuupp.. ssruupp..”, hanya itu yang terdengar di
antara kedua paha Cinta yang semakin terbuka lebar.
Apalagi ketika cairan kewanitaan mulai mengalir keluar
dengan derasnya. Melihat itu Om Ridwan kian bersemangat menyedot-nyedot cairan
tersebut. Permainan lidahnya yang liar juga menambah yang basah menjadi semakin
basah. Rasa canggung yang semula ada, kini sepertinya hilang entah kemana.
“Omm.. Ssshh.. aahhh.. aaahhh.. “, desahan Cinta berubah
menjadi lenguhan.
Terlihat kepala gadis cantik itu menengadah ke langit-langit
kamar dalam keadaan terpejam. Guna memberikan sedikit waktu vagina gadis itu
beristirahat, Om Ridwan menghentikan
jilatannya. Ia beranjak, lalu berjongkok di atas tubuh telanjang Cinta.
“Sepong kontol Om dong Ta”.
Cinta mengangkat tubuhnya. Mereka berganti posisi di
ranjang. Cinta memegang ujung celana dalam Om Ridwan dan menariknya turun.
Gadis itu bergidik. Perut Om Ridwan yang tambun seakan hendak berlomba mengacung
dengan penisnya. Menurut mitos, umumnya laki-laki bertubuh tambun akan memiliki
penis yang kecil. Untuk saat ini agaknya mitos tersebut tidak berlaku. Ketika
bersimpuh di depannya, Cinta baru secara jelas melihat ukuran penis Om Ridwan.
Ukurannya besar, sangat besar.
Melihat keraguan di wajah Cinta, laki-laki itu terlihat
heran. “Kenapa Ta?”.
“Gede banget Om”, sahut Cinta pelan.
Masih dengan sedikit keraguan, Cinta menggenggamnya dan
mulai mengocok. Om Ridwan tersenyum bangga mendengar hal ini.
“Kamu udah ada pacar Ta?”.
“Udah Om”.
“Gede mana punya Om sama punya pacar kamu?”.
Cinta tahu benar bagaimana harus menjawab pertanyaan seperti
ini. Sebagai penyedia jasa, ia harus selalu memuji ‘milik’ pelanggannya. Itu
sudah prinsip dagang, walaupun untuk itu ia kerap harus berbohong. Namun untuk
kali ini ia sepertinya tidak perlu berbohong.
“Hehehe kalo gitu dikulum dong…”. Cinta menurut. Ia menunduk
dan memasukkan penis itu ke dalam mulutnya. Dikulumnya batang milik laki-laki
yang hampir seumuran dengan ayahnya tersebut. Dengan telaten Cinta mengulum,
menjilati dan balik mengulum batang besar itu. Selain besar, ternyata penis itu
cukup panjang. Ketika mengulumnya, Cinta bisa merasakan ujung penis itu sampai
menyentuh tenggorokannya. Sesekali Cinta menyelingi dengan jilatan di lubang
kencing dan juga buah zakarnya. Om Ridwan terlihat santai menikmati pelayanan
yang diberikan sahabat anaknya itu.
“Udah.. udah ntar Om keburu keluar, gak sempet nyicipin
memekmu”.
Om Ridwan menghentikan kuluman Cinta. Keduanya kembali
berganti posisi. Kini Cinta yang terlentang di ranjang. Om Ridwan menekuk kedua
kaki Cinta dan membukanya. Dengan posisi ini, vagina sang gadis menjadi
terpampang tanpa halangan. Masih terlihat basah dan licin. Dijilatinya dua jari
tangannya, lalu dimasukkannya jari tersebut ke dalam memek si gadis. Dikocoknya
lubang basah itu dengan jari agar syaraf-syaraf disana menyesuaikan diri.
“Eeegghh…!”. Cinta menutup matanya.
Merasa kalau lubang kenikmatan itu sudah cukup basah, Om
Ridwan mengarahkan batang penisnya yang sudah menegang hebat kesana. Ia
usap-usapkan ujungnya dipermukaan vagina Cinta, lalu sedikit menekannya. Gadis
cantik itu baru tersadar ketika batang itu sudah hampir setengah terendam di
vaginanya. Ia membuka mata dan melirik ke bawah. Cinta mengangkat tubuhnya.
Menggunakan kedua tangan sebagai penopang.
“Om, Cinta pakein kondomnya dulu ya”.
“Gak usah pake kondom ya Ta, ntar Om keluarin diluar deh”.
“Tadi katanya mau pake?”.
“Iya itu kan tadi hehehe”.
Cinta mengerutkan dahi.
“Abis pake kondom gak enak rasanya, bole ya gak pake? Bole
ya, bole ya?”, ucap Om Ridwan dengan nada memelas.
Cinta menggeleng. “Gak pake kondom gak boleh masuk!”.
Kini giliran Om Ridwan yang mengerutkan dahinya. Ia hanya
bisa melongo melihat Cinta turun dari ranjang menuju meja dimana ia meletakkan
tasnya. Tubuh telanjang Cinta terlihat benar-benar ranum dari posisi Om Ridwan
saat ini. Hitungan detik Cinta sudah naik kembali ke ranjang. Gadis itu duduk
dihadapan Om Ridwan sambil merobek sebungkus kondom. Dengan pelan ia
memasangkan karet pengaman ini pada batang penis Om Ridwan.
“Udah boleh lanjut? Hehe”.
Gadis cantik itu tersenyum dan mengangguk.
Kemudian ia merebahkan kembali tubuhnya di ranjang. Sekilas
dilihatnya wajah Om Ridwan memerah menahan nafsu. Cinta kembali memejamkan
matanya. Tak lama ia bisa merasakan ujung penis Om Ridwan menyentuh permukaan
vaginanya. Perlahan ujungnya mulai terasa menyeruak masuk ke dalam lubang
kenikmatannya. Dan beberapa detik kemudian batang penis itu pun penghujam
penuh.
“AAAKKHHHH..!!!”, Cinta berteriak kencang.
Teriakan itu semakin hebat ketika tiba-tiba saja Om Ridwan
mengocok penisnya dengan ganas. Cinta tak menyangka akan menerima serangan
mendadak seperti itu.
“Sakit Om… SAKIITT…!!”.
Gadis cantik itu terus berteriak, namun Om Ridwan sudah
terlanjur dilanda birahi hingga ubun-ubun. Tak peduli dengan teriakan Cinta, ia
terus saja menghujam dan terus menghujamkan penisnya. Kelihatannya ukuran penis
Om Ridwan terasa merobek dinding vagina Cinta, dan membuatnya berkontraksi
hebat.
“OMM… SAKIITT OOMM…!!”.
Cinta berteriak histeris dan terus mengerang. Mendengar
teriakan Cinta yang memelas, akhirnya Om Ridwan meredam sedikit emosinya.
Dihujamkan penisnya secara lebih pelan. Laki-laki itu menaik-turunkan pantatnya
dengan lebih berlahan. Secara perlahan pula penis itu mulai bisa diterima
dinding vagina Cinta.
“Memekmu sempit banget Ta, Enaakk..!”. Giliran Om Ridwan
yang merancau.
“Iya Om, gitu Om.. Pelan-pelan aja…”.
Puas dengan posisi missionary, Om Ridwan menghendaki
perubahan. “Oke sekarang kamu nungging. Om mau nyodok kamu dari belakang”.
Cinta menurut dan berbalik. Diambilnya posisi doggy sesuai
permintaan.
“Siap-siap Ta, Om bakal bikin kamu teriak-teriak lagi”.
Selesai berkata seperti itu terdengar kembali teriakan dari
mulut Cinta, AAAKKHH.. OOMM..!!”.
Om Ridwan mengocok lagi dengan ganas, tapi kali ini Cinta
jauh lebih siap. Vaginanya sudah berkontraksi dengan sempurna. Sodokan Om
Ridwan kali ini mampu membuat Cinta langsung terbuai dalam kenikmatan. Kedua
tangan Cinta menggenggam erat sprei dengan kencang, seiring kencangnya sodokan
Om Ridwan. Sesekali tamparan dilancarkan Om Ridwan kepada bongkahan pantat
Cinta.
“Gimana Ta? Enak?”.
“E-enak Om, enak banget…”, Cinta berkata jujur. Dengan
posisi ini Om Ridwan mampu menerbangkan Cinta hingga ke langit ke tujuh.
PAITO ONLINE TERPECAYA - Cukup lama berada dalam posisi ini, Om Ridwan membalik
kembali posisi tubuh Cinta. Kembali ia menyodok vagina gadis itu dari depan.
Cinta sendiri terlihat asyik menikmati posisi ini. Saking asyiknya kedua tangan
dan kakinya naik mencapit tubuh Om Ridwan, seolah-olah menjaga agar kenikmatan
itu tidak dicabut lepas. Disambut kehangatan begini Om Ridwan tambah bersemangat
memompa. Laki-laki itu menyukai gaya Cinta meliuk-liukan pinggangnya sambil
terus berteriak-teriak histeris.
“OOHH TA, MEMEKMU…!!!”, teriak Om Ridwan.
Gaya kembali berganti. Kini Cinta berada di atas tubuh Om
Ridwan. Dalam posisi seperti itu, Cinta terlihat seperti seorang koboi yang
sedang mengendarai kudanya. Cinta menekan perut laki-laki itu, sementara
pinggulnya menggoyang hebat. Payudara Cinta ikut bergoyang hebat, mengundang Om
Ridwan meremasnya kuat. Sementara dibawah sana, penisnya juga teremas dengan
kuat.
“Agghh.. iyaa gitu Ta.. duhh.. aahh.. gghh..”.
“Aduuhh.. ayoo.. Omm.. ssshh..”.
Suara desahan, lenguhan, dan teriakan keduanya memenuhi
seluruh ruangan itu, selain suara TV yang sejak awal tidak mendapat perhatian.
Berbagai gaya bersenggama silih berganti dilakukan keduanya. Kadang Om Ridwan
berada diatas, kadang Cinta yang memegang kendali. Ranjang yang
berguncang-guncang hebat menjadi saksi bagaimana panasnya pergumulan kedua
insan manusia berbeda usia tersebut. AC yang memang tidak dihidupkan, semakin
membuat hawa panas diruangan itu semakin meningkat.
“Aahh.. aahhh.. aaduhh.. sshh Om..”.
“Hheehh.. mmhhh.. ayoh.. Ta..”.
“AAHHH.. OM HAMPIR SAMPAI…!!”. Laki-laki itu terlihat serius
dan tegang seperti hampir mencapai ejakulasinya.
“CINTA JUGA OOMMM..!!”.
Beberapa saat kemudian secara bersamaan keduanya terlihat
hampir tiba dalam orgasme. Cinta terlihat memperketat belitan kakinya. Saling
menghujam, bergoyang dan berteriak, suara keduanya masing-masing terdengar
seperti mengajak untuk melepas seluruh kepuasan dalam sentakan-sentakan erotis.
Sama-sama mendapatkan kenikmatan dan kepuasan dalam persetubuhan mereka untuk
pertama kali ini.
“OMMM.. CINTA NYAMPE…!!”.
Tubuh Cinta terlihat mengejang hebat. Sementara Om Ridwan
terus menghujamkan penisnya dengan ganas.
“AAAKKHHH… OOMM…!!”.
Ketika Cinta berteriak menandakan pencapaian puncaknya,
hampir bersamaan Om Ridwan mencabut batang penisnya. Dengan buru-buru laki-laki
itu menarik karet kondom dan mulai mengocok penisnya sendiri. Semenit kemudian
penis besar itu berkedut beberapa kali.
“CROOTT… CROOOTT.. CROOOTT..”.
CROOTT… CROOOTT.. CROOOTT..”.
Hampir sepuluh kali lebih semprotan menyembur hebat. Cairan
putih mendarat di perut dan paha mulus Cinta. Cinta sendiri tak sadar kalau
kini tubuhnya belepotan sperma. Ia masih terpejam dengan nafas memburu. Om
Ridwan pun kemudian terjatuh terlentang di samping si gadis. Keduanya terlihat
ngos-ngosan. Beberapa menit begitu nafasnya mulai tenang, Cinta terlihat hendak
beranjak turun dari ranjang. Namun usahanya itu gagal ketika tiba-tiba Om
Ridwan memeluk tubuhnya dan menariknya kembali terlentang di ranjang. Om Ridwan
menggulingkan tubuhnya sehingga menindih tubuh mulus Cinta.
MARI BERGABUNG BERSAMA KAMI DI MTO DENGAN BERBAGAI PROMO -PROMO YANG BERVARIASI DAN DISCOUNT YANG TAK TERDUGA
- AGEN TOGEL ONLINE AMAN & TERPERCAYA KINI HADIR UNTUK PARA PECINTA TOGEL & GAME CASINO (IONCLUB. COM).
- * TERSEDIA 6 PASARAN HOT :
- 1. SYDNEY TUTUP PASARAN Pkl.12.15wib - RESULT Pkl.14.00wib.
- 2. VIENTIANE TUTUP PASARAN Pkl.15.30wib - RESULT Pkl.16.00wib.
- 3. SGP TUTUP PASARAN Pkl.17.20wib - RESULT Pkl.17.45wib.
- 4. SWEDISH TUTUP PASARAN Pkl.19.30wib - RESULT Pkl.20.00wib.
- 5. HONGKONG TUTUP PASARAN Pkl.22.00wib - RESULT Pkl.23.00wib.
- 6. ECUADOR TUTUP PASARAN Pkl.01.30wib - RESULT Pkl.02.00wib.(Dini Hari).
- * TERSEDIA PROMO MTO :
- - PROMO SPESIAL HADIAH PRIZE 2 = 1 JUTA & PRIZE 3 = 500RB
- - PROMO SPESIAL HADIAH SALDO UNTUK 2D BELAKANG TERBALIK (KELUAR DI PRIZE1).
- DISCOUNT% :
- 4D 65%, 3D 58% DAN 2D 29%
- (BERLAKU UNTUK SEMUA PASARAN).
- Support Bank : BCA – BRI – BNI – MANDIRI.
- – PELAYANAN 24JAM TANPA HENTI UNTUK MEMBER.
- – PROSES DEPOSIT DAN WITHDRAW : 50.000 [PROSES CEPAT].
- – RESPON YANG CEPAT & RAMAH OLEH CS KAMI.
- DEPOSIT DAPAT DIKONFIRM MELALUI FACEBOOK, BBM, MEMO DAN LIVECHAT.
- TUNGGU APA LAGI, DAFTAR DAN MENANG BERSAMA KAMI SEGERA!!!
UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGUNJUNGI WEBSITE KAMI DI WWW.BERMAINTOGEL.COM
0 komentar:
Posting Komentar