CERITA DEWASA | MAIN TOGEL ONLINE
((SWEDISH , SYDNEY , SINGAPORE , VIENTIANE , HONGKONG , ECUADOR))
CERITA DEWASA | Tak hanya cerita tante girang, cerita seks
juga menceritakan tentang seorang brondong yang menjadi
pelampiasan birahi para tante girang yang haus seks, haus
dengan kepuasan seks yang selalu menjadi
tujuan para tante girang. berikut cerita lengkapnya.
Pagi itu cerah sekali. Aku bangun dengan tubuh dan perasaan
yang benar-benar fresh. Hari ini hari Sabtu,
berarti aku libur dari pekerjaanku sebagai seorang
sekretaris direksi sebuah dealer mobil mewah di
kawasan S, Jakarta. Hari ini aku rencananya akan
menghabiskan weekend di rumah sahabatku, V di kota B
(tau kan kotanya ?). Oh ya, namaku *****, teman-teman biasa
memanggilku Celyn, usiaku saat ini menginjak
kepala 3, tapi aku belum menikah karena masih menikmati
hidup tanpa ikatan, tapi bukan berarti aku tidak
punya pacar. Pacarku namanya Josh, di kerja di perusahaan
trading. Kami sudah menjalin hubungan selama
satu setengah tahun.
Kok jadi ngomongin diriku ya? (narsis banget ya?). Anyway,
aku segera bangun untuk bersiap-siap. Aku
segera menuju kamar mandi. Seperti biasa, aku langsung
melepas piyamaku. Setelah tidak ada sehelai
benangpun di tubuhku, akupun mulai menggosok gigi. Sambil
menggosok gigi, kuperhatikan tubuhku dicermin
yang ada didepanku. Tubuhku memang montok, apalagi di bagian
pinggul karena aku hampir tidak ada waktu
untuk fitness, tapi toh aku tidak perduli, aku bahagia
dengan tubuhku ini.
Sambil menyikat gigi ku pegang payudaraku, yang menurutku
biasa saja, tapi tidak menurut teman-temanku.
Menurut teman-temanku payudaraku seperti mau tumpah, mungkin
karena aku selalu memakai bh yang tidak
menutupi semua buah dadaku. Aku terus meraba buah dadaku
sambil terus menyikat gigi, rasanya geli…lama-
lama aku justru lebih fokus pada remasan tanganku daripada
menyikat gigiku. Akhirnya aku tersadar…
kuputuskan menghentikan kegiatan menyenangkan diriku itu
lalu bergegas bersiap-siap.
Setelah memasukkan barang ke tasku…. aku segera melaju ke
arah tol menuju
B. Sebelum berangkat aku sempat meminta alamat V, dan dia
segera mengirim SMS alamat lengkapnya. Bukan
sekali ini aku ke kota B, tapi Baru 2 minggu yang lalu Vina
pindah rumah ke daerah CL, dan aku tidak
tahu sama sekali dimana itu. Aku pikir toh nanti bisa tanya
sama orang di jalan.
Sesampainya di kota B, aku mulai mengikuti petunjuk SMS V
untuk menuju ke rumahnya, tapi…jalanan di kota
B ini sangat membingungkan. Setelah berputar-putar aku
memutuskan untuk bertanya. Di depanku aku melihat
kerumunan anak SMP yang baru pulang sekolah, aku lalu
meminggirkan mobilku untuk bertanya pada salah
satu dari antara mereka.
“Permisi dik, mau
tanya alamat ini”, sambil kutunjukkan isi SMS dari V.
“Oooh…dari sini lurus terus nanti ada toko CK, tante belok
kiri terus belok kanan, nanti belok kanan
lagi, terus ambil kiri, terus ada tanjakan belok ke kanan.
Naik terus nanti tanya aja lagi sama orang
disitu”, dia memberikan penjelasan panjang lebar.
Diberi penjelasan seperti itu aku langsung kebingungan,
tanpa pikir panjang aku langsung minta tolong
padanya.
“Aduh, tante bingung nih! Kamu bisa anterin aja ga? Nanti
tante kasih ongkos pulang” kataku.
Dia seperti kebingungan.
“Tenang ga akan diculik kok”, kataku sambil tersenyum.
Dia makin kelihatan kebingungan.
“Kalo kamu takut, ajak saja temen kamu”, aku meyakinkannya,
karena aku sudah pusing mencari alamat V.
Akhirnya dia setuju dengan syarat boleh mengjak temannya dan
diberi ongkos pulang.
Dia pun mengajak dua orang temannya. Aku menyuruh salah satu
dari mereka untuk duduk di depan sebagai
penunjuk jalan, lagipula aku tidak mau dikira sebagai sopir
antar jemput anak sekolahan
Didalam mobil aku berkenalan dengan mereka. Yang duduk
didepan bernama Fariz, sedangkan dua temannya
yang duduk dibelakang bernama Dharma dan Aziz. Dari obrolan
kami ku ketahui mereka baru kelas 2 SMP.
Selama perjalanan kuperhatikan mereka semua mencuri-curi
pandang tubuhku. Saat itu aku mengenakan tank
top biru muda dan hot pants. Yang paling kuperhatikan tentu
saja Fariz karena dia duduk didepan. Setiap
kali kuperhatikan dia langsung membuang muka, karena takut
ketahuan olehku. Umur-umur segitu anak cowok
memang memiliki fantasi seks yang luar biasa. Fariz terus
saja mencuri pandang buah dadaku yang “luber”.
Akhirnya kuputuskan kubiarkan saja mereka melihat
payudaraku, kupikir sebagai bahan masturasi mereka
nanti…
Akhirnya sampai juga kami di rumah V.
Vina langsung menyambutku, tapi dengan tatapan heran.
“Siapa itu Cel?”, tanyanya.
“Oh..mereka guide”, kataku sambil tersenyum pada mereka.
“Masuk dulu yuk!”, ajakku pada mereka.
“Ga buru-buru kan?”, tanyaku lagi.
Akupun mengambil tas kecilku. Aku dan Vina masuk mendahului
mereka.
Rumah V –menurutku sih villa, bukan rumah- berada didaerah
yang elite, sehingga jarak antar tetangga
tidak terlalu dekat.
Vina juga hidup sendiri, sama seperti aku. Dia editor sebuah
majalah wanita.
Begitu masuk rumah, Vina langsung menunjukkan kamarku,
“kamar lo di atas ya Lyn, yang itu tuh”, katanya
sambil menunjukkan kamarku.
Kita ngobrol dibawah yuk, katanya kepada ketiga anak itu
sambil turun menuju ruang tamu.
Aku pun menuju kamarku, ketika baru teringat bahwa aku lupa
membawa tas yang berisi pakaian.
Aku pun memanggil Fariz,
“Riz, bisa minta tolong ambilkan tas tante yang hitam di
mobil?”.Fariz tampak terkejut,
“Bisa tante”.
“Tau cara bukanya kan?”, tanyaku lagi.
“Tau kok!”, jawabnya.
Akupun memberikan kunci mobilku kepadanya.
Akupun menuju kamarku. Sesampainya di kamar, aku langsung
menutup pintu dan menuju kamar mandi, aku
sudah tidak tahan menahan pipis sejak di tol tadi.
Ketika aku baru mengeluarkan pipisku, tiba-tiba Fariz masuk.
Akupun terkejut. Sial, aku lupa mengunci pintu kamar dan
lupa menutup pintu kamar mandi karena sudah
tidak tahan.
Fariz tampak terkejut melihatku sedang duduk di toilet,
“Ma..maaf tante, saya lupa mengetuk pintu”. Dia terpaku di
depan pintu.
Cepat-cepat kubilang padanya,
“Udah cepet masuk tutup pintunya, tar keliatan orang!”.
Masih kebingungan dia pun masuk dan menutup pintu, matanya
masih terpaku padaku.
“Lihat apa kamu?”, tanyaku menyadarkannya.
“Eh..ngga liat apa-apa tan”, katanya sambil membalikkan
badan.
Setelah selesai akupun berkata padanya, “Maaf ya, tante lupa
kunci pintu”.
“Ng…ga pa pa tan, saya keluar dulu”, katanya.
Busyet polos amat anak ini, pikirku. Tiba-tiba muncul niat
isengku, melihatku pipis saja sudah
kebingungan bagaimana kalo melihatku bugil?
“Riz, tante bisa minta tolong lagi ga?”, pertanyaanku
menghentikan langkahnya.
“Bi..bisa tan”, rupanya dia masih shock.
“Tolong pijitin tante dong, tante pegel nih nyetir dari J”,
tanyaku.
Rupanya permintaanku ini lebih mengagetkannya. Niat isengku
semakin menjadi-jadi.
“Nanti tante tambahin deh ongkosnya”, tambahku lagi.
Rupanya kata-kataku yang terakhir ini membuat dia tersadar.
“Bo..boleh deh tan”, katanya.
Aku pun memanggil V untuk meminta lotion untuk membalur
tubuhku.
“Mau ngapain lo?”, tanya Vina setengah berbisik kepadaku.
“Mau tau aja”, kataku kepadanya.
Vina yang merupakan petualang seks sejati langsung mengerti
maksudku.
“Bisa aja lo cari variasi”, katanya lagi. “Bisa ikutan
dong?”, tanyanya.
“Tuh masih ada dua lagi”, kataku sambil menunjuk Dharma dan
Aziz.
“Wah cerita baru buat blog gue nih”, katanya bersemangat.
Diapun memberikan lotion kepadaku.
Akupun menutup pintu tanpa kukunci, toh tidak ada
siapa-siapa selain kami berlima dirumah ini.
“Nih lotionnya”, kataku sambil menyerahkan lotion kepada
Fariz.
Akupun menuju kamar mandi, lalu keluar lagi dengan hanya
mengenakan handuk. Aku telah melepaskan semua
pakaian dalamku. Perasaan ini mulai membuatku bergairah.
Fariz tampak terkejut melihatku, karena handuk yang
kukenakan benar-benar hanya menutupi payudara dan
kemaluanku saja.
Aku pun berbaring telungkup di tempat tidur dan menurunkan
handukku sehingga hanya menutupi bagian
pantatku.
“Ayo..tunggu apa lagi”, kataku kepada Fariz yang tampak
tertegun melihat tubuhku yang hampir telanjang.
Diapun duduk disebelahku dan mulai menuang lotion ke atas
punggungku. Fariz pun mulai memijitku.
Aku berusaha memulai pembicaraan untuk memecah kesunyian.
“Kamu sekarang kelas 2 SMP ya. Udah punya pacar?”, tanyaku.
“Be..belum tan”, jawabnya gugup.
“Kamu kok grogi gitu? Belum pernah mijit cewek ya?”, tanyaku
jahil.
“Be..belum pernah tan”, jawabnya singkat.
“Udah..kamu pijit kaki tante aja, soal pegal”.
Farizpun mulai memijit kakiku.
“Agak keatas sedikit Riz”, kataku sambil mengarahkan
tangannya ke pahaku.
Dia tampak semakin gugup.
Pijatan didekat daerah kemaluanku membuatku secara tidak
sadar melebarkan pahaku, menurutku Fariz dapat
melihat bulu kemaluanku yang tidak terlalu lebat itu.
“Tapi kamu pernah masturbasi kan?”, kataku mulai memancing.
“Mmm….”, dia terdiam.
“Ga mungkinlah seumuran kamu belum pernah masturbasi”,
kataku lagi.
“Pernah tan”, jawabnya pelan.
Kami pun terdiam.
“Agak keatas lagi Riz”.
Farizpun memijit dekat pantatku.
“Udah pernah ML?”, kataku makin tak tahan.
“Be..belum tan”.
Wah perjaka batinku. Aku pun menarik handuk yang menutupi
pantatku sehingga kini aku benar-benar bugil.
Fariz benar-benar terkejut.
“Sekarang pijitin pantat tante aja, dari tante duduk nyetir
terus”.
Farizpun mulai memijit pantatku yang montok bersih itu.
Akupun makin lama makin melebarkan kedua pahaku.
“Riz…”.
“Iya tan”.
“Kamu mau pegang ‘itu’ tante?”, tanyaku nakal. “Pegang aja
Riz, ga pa pa kok”, pancingku lagi.
Fariz memindahlan tangannya dari pantatku kea rah
kemaluanku. Dia mulai memegang bulu kemaluanku.
Nafsuku makin tidak tertahan.
“Gerakin tanganmu maju mundur Riz”, kataku mengarahkan.
Arizpun mulai menggerakkan tangannya di atas kemaluanku.
Gesekan antara tangannya dan bulu kemaluannya
makin membuat vaginaku basah. Akupun sedikit menunggingkan
badanku untuk mempermudah tangan Fariz
bermain di atas kemaluanku.
“Masukin jari tengah kamu Riz”, pintaku setengah memohon.
Farizpun mulai mengerti jalannya permainan ini. Dia mulai
memasukkan jari tengahnya kedalam vaginaku
sambil terus menggosok-gosoknya. Sentuhan tangannya sesekali
menyentuh klitorisku, dan itu makin
membuatku bernafsu.
Suaraku makin lama makin meracau karena keenakan.
“Iya Riz..yang itu. Gosok ‘itu’ tante Riz”.
“Yang mana tante?”, katanya polos.
Akupun tersadar, dia masih terlalu polos.
Lalu aku membalikkan tubuhku, sehingga Fariz kini dapat
melihat seluruh rubuhku yang telah bugil dengan
leluasa.
“Kamu mau pegang payudara tante?”, tanyaku sambil memgang
kedua tangannya dan mengarahkannya ke kedua
payudaraku.
Aku meremas tangannya sehingga tangannya itu meremas kedua
buah dadaku.
Setelah meremas-remas buah dadaku, aku pun menarik kepala
Fariz dan mengarahkannya ke dadaku. Diapun
mulai menjilati putingku, mataku terpejam akupun makin
mendesah tidak karuan.
“Oouuh…aaahh…euuhhh…”, aku mulai liar.
Tanganku tidak tinggal diam. Aku mulai meraba celana Fariz
dan memegang kemaluannya yang aku yakin sudah
tegang dari tadi. Tanganku menarik retsletingnya dan
mengeluarkan kemaluannya. Tidak terlalu besar,
hanya sedikit lebih panjang dari genggamanku, mungkin karena
ia masih kelas 2 SMP. Tanganku mulai
memainkan kejantannya, aku mulai mengocoknya.
Akhirnya aku berhenti. Akupun duduk dan mulai melucuti
seragam Fariz. Kulihat badannya yang masih polos
itu. Kemaluannya baru sedikit ditubuhi bulu-bulu halus. Aku
menyuruhnya terlentang. Akupun mulai
melakukan oral kepadanya dalam posisi berlutut.
“Hmmph…mmph…mmphh”, suara mulutku yang sedang mengulum
batang kemaluannya sambil tanganku memainkan
kedua bolanya.
“Aahhhh…ahhhh…enak tan”, Fariz berteriak keenakan.
Fariz merubah posisinya dari tidur menjadi duduk. Tangannya
kini memainkan buah dadaku. Sesekali aku
berhanti mengulum batang kejantanannya untuk menikmati
remasan tangan Fariz. Tangan kiriku kini beralih
memainkan klitorisku. Aku benar-benar menikmati semua ini.
Tiba-tiba Fariz berteriak,
“Aa..aa..aaahhhhh, geli banget tan.
Aaahh..aaahh…aaahhh…ma..ma..ma u kkkelluuaaarrr”, aku makin
mempercepat mulutku dan makin menghisap kuat-kuat batang
kejantannya.
Tidak berapa lama…..
“AAAAHHHHHHH…AAAHHHHHH…AAAAHHH HHH”, Fariz mengeluarkan
cairan spermanya didalam mulutku.
Aku sempat terkejut, karena banyak sekali cairan sperma yang
dikeluarkan anak kelas 2 SMP ini. Tapi itu
kupikir karena jarang sekali bermasturbasi.
Sperma yang telah dikeluar didalam mulutku ku keluarkan lagi
ke atas batang kemaluannya, hanya untuk
kuhisap lagi. Fariz terlihat begitu menikmati oral seks ini.
Akhirnya kutelan semua sperma Fariz, dan
kuhisap lagi kemaluannya untuk membersihakan sisa-sisa
spermanya. “Enak Riz?”, tanyaku puas.
“Enak banget tante. Beda ya sama masturbasi”, jawabnya
polos.
Aku hanya tertawa sambil menjawab,
“ada yang lebih enak, mau?”.
Akupun mulai mengulum kembali batang kejantanan Fariz yang
telah terkulai. Aku sengaja melakukan oral
terlebih dahulu kepada Fariz, supaya nanti saat permainan
utama dia tidak cepat ‘keluar’. Pelan-pelan
aku mulai menjilati kemaluannya. Posisi Fariz kini tiduran
kembali dengan kedua kaki diangkat, sehingga
kepalaku berada dikedua pahanya. Jilatanku mulai berubah
menjadi kuluman. Semakin lama semakin cepat,
akupun mulai memperkuat hisapanku pada kepala penisnya.
Sesekali paha Fariz menjepit kepalaku menahan
rasa geli di penisnya. Ketika penis fariz telah berdiri lagi
aku menghentikan oralku.
“Eh..kenapa tante?”, tanyanya heran.
“Gantian dong, masa kamu aja yang enak?!”, kataku.
“Maksudnya?”.
Akupun mulai berbaring dan menarik Fariz ke pelukanku.
Akupun mulai menciumnya. Mula-mula dia seperti
risih, tetapi permainan lidahku mulai mengajarinya untuk
berciuman. Kami terus berpelukan sambil
berciuman, sesekali penisnya menyentuh klitorisku dan ini
membuatku makin menggila. Puas berciuman aku
mengarahkan kepalanya ke bawah dadaku. Kini Fariz telah tahu
apa yang harus dilakukan.
Nafsuku makin tak tertahan. Aku mengangkat kepala Fariz,
“Riz, jilatin ‘itu’ tante”.
“Yang mana tante?”.
Aku mengambil posisi bersandar pada pinggiran tempat tidur.
Kutekuk pahaku dan kubuka lebar-lebar
pahaku. Kedua tanganku memegang vaginaku, jari-jariku
menyisir bulu kemaluan. Setelah terlihat jelas
kemaluanku yang telah basah dari tadi, kutunjukan klitorisku
dengan kedua jari telunjuk.
“Yang itu Riz, jilatin ‘itu’ tante”, pintaku setengah
memelas.
“Yang ini tante?”, katanya sambil menyentuh klitorisku.
Sontak aku menggelinjang, sentuhan tangan Fariz pada
klitorisku membuat tubuhku seperti melayang.
Dia tampaknya menikmati hal ini.
“Yang ini ya?”, tanyanya lagi sambil mulai memainkan
klitorisku.
“Aaaahhhh…ii..iiyyaaa…yang itu. Ka..kha..kamu nakal ya”,
kataku mulai terengah-engah.
“Aaaahhhh…oouuuhh….uuuhhhhh….jilatin aja Riz”, kataku tak
tahan sambil menurunkan kepalanya
kekemaluanku.
Fariz mulai menjilati vaginaku, mula-mula merasa aneh,
mungkin karena aroma khas vagina yang telah basah.
Akupun makin melebarkan pahaku, sambil tanganku membuka
vaginaku agar tampak klitorisku oleh Fariz.
“Jilatin yang ini Riz”, kataku sambil menunjukkan letak
klitoris.
Fariz mulai menjilati klitorisku dengan lidahnya. Akupun
memegang kepalanya dan menggerakkan kepala
Fariz naik turun di atas klitorisku. Gerakan lidah Fariz
yang kasar menari diatas klitorisku membuatku
hampir mencapai orgasme.
Cepat-cepat kuangkat kepala Fariz dan kutarik badannya
kearahku. Dengan tidak sabar kupegang batang
kemaluannya yang telah keras kembali, kuarahkan ke vaginaku.
Cllep…bleessshhh…penisnya langsung masuk kedalam vaginaku
yang sudah semakin basah.
“Aaaaahhhh…”, teriakku.
Aku mulai memegang pinggang fariz dan menggerakkannya maju
mundur.
Plok..plok..plookk…cloopps…clo oppss….suara selangkangan
kami beradu ditengah semakin banjirnya cairan
vaginaku.
“Ooooohhh…aaahhhhh…aaahhh…..aa
ahhh….aaaa..aaaaa….aaaahhhh…te rus Riz…eennaaak”, teriakku.
Aku mulai manarik-narik rambutnya, sambil sesekali kuciumi
Fariz dengan brutal.
“Hmmmppph..hmmmppp…aahhhh..hmm pphh…ooohhh….ohhh
yyeesss..hmmmppphhhh”.
Kakiku kini melingkari pinggang Fariz agar penisnya bisa
masuk sedalam-dalamnya kedalam vaginaku.
Tubuhnya menempel dengan tubuhku, kami pun bermandikan
keringat. Sensasi bersetubuh dengan bocah polos
yang masih perjaka ini benar-benar membuatku bernafsu.
Tangan Fariz mulai memainkan kembali buah dadaku.
Tidak berapa lama aku merubah posisi. Aku berjongkok di atas
Fariz. Ku pegang penisnya dan kumasukkan
kedalam vaginaku.
Kugoyangkan badanku maju mundur, penis Fariz melesak penuh
kedalamku. Goyangan ini makin menggesek
klitorisku.
“Aaahhhhh…ooouuuhhhhh….eenaaaa kkkkkk”.
Aku tahu sebentar lagi fariz akan ejakulasi yang kedua,
sehingga aku marubah posisiku menjadi “doggy
style”. Tubuhku bersandar pada sandaran temapt tidur. Fariz
tanpa permisi langsung memasukkan penisnya
dengan tidak sabar.
“Ah!” jeritku.
Fariz makin tidak sabaran. Dia terus memompa vaginaku dengan
batangnya, batang yang baru sekali ini
merasakan nikmatnya dunia. Dia terus menggerakkan tubuhnya
maju mundur, makin lama makin cepat, sambil
tangannya memegang pinggulku.
“Ah..ah..ah…teerrruuus Riz….terruuusss…..aaaaahhhh”.
“Tan, Faarriizz maau kke…..lluaarr….giimaannaa
nihhhh…..aahhhh…ahhh?”.
“Ahhh…aahhh…kkee…ahh…keeluaari nn aja Riz…aahhhhh”.
Plok..plook…clooppss….cloppss… .
Akupun mulai bersiap meneriam muntahan sperma fariz didalam
vaginaku, akupun mulai mencapai orgasme yang
sejak tadi kutahan.
“Aahhhhh…tteerrruuussss Rizzzzz…tante ju….Ah!..ga mau
keeluuuarrr……aaahhhhh…terusss” .
Fariz terus mempercepat kocokan penisnya di dalam vaginaku.
“aahh…ahhh..AAAAHHHHHHHHH….!!! !”
Fariz memuntahkan seluruh spermanya didalam vaginaku.
Kurasakan semprotan kuatnya di dinding vaginaku,
seperti dikejutkan oleh sengatan listrik. Vaginaku langsung
terasa hangat dan basah oleh cairan
spermanya, tapi aku tidak menghentikan goyangannya. Tidak
berapa lama….
“Oh…oh…oh…ah..ah..ah..ah..ah.. AAAAHHHHHHH!!!!”, akupun
berteriak karena orgasme.
Vaginaku makin basah oleh karena cairan kami berdua. Aku
tidak membiarkan Fariz melepaskan penisnya dari
vaginaku, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku.
“Gimana Riz, lebih enak dari yang tadi kan?”, tanyaku.
“He..he..he..iya tan, jauh lebih enak”, jawabnya sambil
mengikuti goyangan pinggulku.
Bersamaan dengan mengecilnya penis Fariz, keluar jugalah
cairan spermanya dari dalam vaginaku. Cairan
sperma itu langsung menempel pada kami berdua. Aku langsung
berbalik dan menghisap cairan sperma yang
ada pada penis Fariz.
Sambil merasa kegelian Farisz berkata, “Makasih ya tan, ga
rugi nganterin tante”.
“Aku juga ga rugi dianterin kamu”, jawabku singkat lalu
kembali mengulum penis Fariz.
MARI BERGABUNG BERSAMA KAMI DI MTO DENGAN BERBAGAI PROMO -PROMO YANG BERVARIASI DAN DISCOUNT YANG TAK TERDUGA
*PROMO PRIZE 2 DAN PRIZE 3 UNTUK TARUHAN 4D YANG BERLAKU PADA 6 PASARAN KAMI:
*DENGAN 2D TERBALIK YANG KELUAR DI PRIZE 1
*NIKMATI DISCOUNT TERBARU == DEPOSIT DI BAWAH ==(RP: 1.000.000@4D.64% 3D.57% 2D .28%)
*DISCOUNT TERBARU==DEPOSITE DI ATAS == (RP : 1.000.000 @ 4D.65% 3D.58% 2D.29%)
UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGUNJUNGI WEBSITE KAMI DI WWW.BERMAINTOGEL.COM
0 komentar:
Posting Komentar