CERITA DEWASA | MAIN TOGEL ONLINE
((SWEDISH , SYDNEY , SINGAPORE , VIENTIANE , HONGKONG , ECUADOR))
AGEN TOGEL TERPECAYA - Adegan dalam video ini sungguh sangat
membuatku shock, mulutku terbuka melongo. Aku merasa seperti orang
dungu yang ditendang tepat diselangkangan. Apa yang
terpampang dalam layer TV adalah rekaman isteriku
dengan suami adik iparku. Dan mereka tengah bersetubuh. Aku
tak bisa mempercayainya! Tidak hanya
kenyataan bahwa isteriku yang menghianatiku, tapi juga dia
melakukannya dengan Bob, suami dari adiknya
sendiri!
Jenny, adik iparku berdiri di sebelahku mengamati reaksiku
akan rekaman video tersebut. Tampak jelas
dia terluka dan amat marah. Dia menemukan rekaman video ini
dalam laci yang tersembunyi di meja kerja
suaminya hanya beberapa jam yang lalu. Adegan di TV terus
berjalan, aku berjalan menuju pantr di ruang
sebelah dan menuangkan minuman ke dalam 2 buah gelas. Jenny
menerimanya tanpa sepatah katapun. Kami
berdua meneruskan melihat rekaman video tersebut dalam diam.
Tampak jelas betapa usaha Bob dalam mengolah bentuk
tubuhnya, tapi aku merasa senang karena betapapun
hasil latihannya telah membuat otot tubuhnya menjadi besar
kuat dan kekar tapi itu tak membuat batang
penisnya jadi lebih besar. Setidaknya aku masih lebih hebat
dibagian itu. Tentu saja, Sherly terlihat
menikmati apa yang didapatkan dari Bob terkecuali terhadap
ukuran penisnya, aku cukup mengenal Sherly
akan hal ini.
Isteriku mempunyai bentuk tubuh yang atletis. Dia sering
pergi ke gym dan selalu berusaha mengajakku ke
tempat itu juga, tapi aku tak pernah punya ketertarikan
dengan hal-hal semacam itu. Saat melihat adegan
video tersebut, aku membayangkan apa mungkin hal tersebut
akan mambawa perbedaan…
Jenny melangkah pergi untuk mengambil minuman, kupandangi
dia, Jenny berusia 10 tahun lebih muda dari
isteriku dan memiliki bentuk tubuh yang lebih sintal dan
montok dibandingkan kakaknya. bentuk dadanya
juga lebih besar. Aku melihat perkembangan kedewasaan
tubuhnya hingga menjadi seorang wanita muda yang
cantik dalam beberapa tahun belakangan.
Dia dan Bob menikah 2 tahun yang lalu. Sherly dan aku
menikah jauh sebelumnya dan sekarang sudah
memiliki 3 orang anak. Kami akan segera merayakan ulang
tahun pernikahan kami yang ke duapuluh.
“Kamu tahu sudah berapa lama ini terjadi?” tanyaku begitu
video tersebut berakhir. Sherly menggelengkan
kepala.
“Mungkin sudah setahun lebih!” sambungnya ketus. Aku
gelengkan kepala.
“Tidak, ini terjadi baru-baru ini. Kelakuan Sherly berubah
aneh sejak sekitar bulan lalu dan sekarang
aku baru mengerti sebabnya,” jawabku.
“Kakak kandungku sendiri!” kata Jenny dengan geram.
Aku mengangkat bahu. Aku benar-benar tak bisa berkata apapun
untuk membuat kenyataan ini menjadi lebih
baik.
“Apa yang akan kita lakukan?” tanyanya, tampak jelas nada
kemarahan dalam suaranya.
“Aku belum tahu,” ku hela nafas. Aku masih sangat terguncang
untuk dapat berpikir jernih.
“Abang belum tahu?” tanyanya tak percaya. Aku hanya mengangkat
bahu kembali.
“Kakakmu dan anak-anak sedang berakhir pekan di rumah pantai
dan kakek nenek mereka juga ikut di sana.
Aku rasa aku butuh waktu 24 jam untuk membuat keputusan
drastis.”
“Well, aku sudah tahu apa yang akan kulakukan!” potong
Jenny. Kupegang kedua bahunya dengan tanganku
untuk meredakannya.
“Bukankah Bob sedang diluar kota sekarang ini?”
“Ya,” jawabnya, tapi segera menambahkan dengan nada marah
sebelum aku mampu melanjutkan,
“Mungkin sekarang ini dia sedang meniduri wanita lain lagi!”
“Aku rasa tidak,” jawabku sambil menggelengkan kepala.
“Apa?”
“Dengar, aku cukup mengenal Bob dengan baik dan dia bukan
tipe lelaki yang suka main perempuan,”
kataku, meskipun sadar betapa menggelikannya penjelasanku
ini.
“Kamu pasti bercanda,” tukas Jenny. Aku hanya mengangkat
bahu.
“Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku tak percaya kalau
Sherly dan Bob sengaja melakukan ini.”
“Itu kan sudah terlihat jelas di video itu!” teriak Jenny.
“Apa ada kelakuan Bob yang aneh akhir-akhir ini? Aku tahu
kalau sekarang ini Sherly sedang mengalami
puber kedua.
Dia baru saja memasuki usianya yang ke tiga puluh sembilan
dan perasaan akan berumur empat puluh di
tahun depan sangat membuatnya resah.”
“Itu bukan alasan!”
“Aku tidak bilang ini suatu alasan, tapi aku rasa itu bukan
bagian dari penyebabnya,” jawabku.
MAIN TOGEL ONLINE - Jenny menatapku dan menggelengkan kepala, tapi kemudian dia
menarik nafas dan kelihatan agak sedikit
mereda emosinya.
“Sudah satu tahun kami mencoba untuk mendapatkan seorang
bayi, tapi belum juga beruntung. Aku tahu itu
sangat mengganggu Bob,” jelasnya sambil menggosok kedua
lengannya, tapi kemudian ketenangannya sirna dan
matanya berkilat marah,
“Itu juga sangat menggangguku, tapi aku tidak lari dan tidur
dengan salah satu saudaranya!”
“Kamu benar,” jawabku, coba menenangkannya.
“Tapi aku masih merasa kalau kita butuh waktu beberapa hari
untuk berfikir sebelum membuat keputusan
besar.”
“Baiklah! Mungkin abang benar, tapi aku merasa itu tak akan
membantu,” tukasnya, Rasa sakit dan
marahnya terlalu besar untuk ditahannya.
“Besok malam kamu kembali saja kemari dan kita bicarakan
lagi,” tawarku.
“Sebelum itu kita berdua punya waktu untuk menenangkan
diri.”
Jenny terlihat tidak puas, tapi dia mengangguk setuju. Dia
mengeluarkan video tersebut dari dalam player
dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata lagi. Aku berharap
dia tidak melakukan suatu tindakan yang
bodoh sampai dia merasa tenang.
Kuputuskan untuk mandi, aku merasa kotor. Aku pergi ke kamar
mandi, menyetel suhu air panas dan melihat
pantulan bayanganku di dalam cermin. Kamar mandi ini mulai
terisi uap panas saat kutatap mataku. Ini
akan jadi sebuah malam yang panjang dan aku merasa ragu
akankah berangkat kerja besok pagi.
Jenny datang ke rumahku malam berikutnya. Dia terlihat lebih
kurang tidur dibandingkan aku, tapi
setidaknya dia terlihat jauh lebih tenang dibandingkan
kemarin.
“Jadi, apa keputusan abang?” tanyanya langsung tanpa
basa-basi. Aku mengangkat bahu.
“Apa ini tidak membuat abang marah?” tanyanya gusar.
“Tentu saja ini membuatku marah, tapi aku tetap tak bisa
merubah apa yang sudah terlanjur terjadi.”
Kenyataannya adalah aku lebih merasa sakit karena dikhianati
dari pada kelakuan mereka.
“Astaga, aku benar-benar heran dengan abang? Aku akan minta
cerai pada Bob! Abang juga mestinya
menceraikan Sherly!” kata Jenny. Aku gelengkan kepala, aku
sudah punya keputusan sendiri.
“Itu tak akan terjadi. Kakakmu Sherly dan aku punya tiga
orang anak. Kami sudah berumah tangga hampir
dua puluh tahun,” kutarik nafas, lalu melanjutkan,
“Aku sangat mencintai kakakmu, dan perbuatannya dengan Bob
tak akan mampu menghapus cinta itu begitu
saja. Aku merasa sakit dan aku akan mencari tahu kenapa dia
merasa harus mengkhianatiku, tapi aku tak
akan menceraikan dia.” Jenny menatapku tajam.
“Abang akan memaafkannya,” tanyanya tak percaya.
Aku mengangguk. Jenny menggelengkan kepalanya, air matanya
mulai keluar. Aku merangkuhnya ke dalam
pelukanku dan dia mulai terisak. Ini berlangsung untuk
beberapa saat lamanya hingga akhirnya dia dapat
mengendalikan diri.
“Aku rasa aku tak akan bisa memaafkan Bob,” akhirnya dia
berkata.
“Jenny, apa kamu benar-benar ingin berpisah dengan Bob?”
tanyaku. Sejenak dia ragu sebelum akhirnya
menggelengkan kepala.
“Tapi aku tak bisa membiarkan begitu saja perbuatannya,”
jawabnya lirih.
“Ayo kita ambil minum dulu,” tawarku. Dia mengangguk setuju.
PREDIKSI TOGEL TERBAIK - Gelas yang pertama terasa hanya untuk membasahi tenggorokan
saja. Gelas yang ke dua baru terasa
pengaruhnya. Aku bilang ingin pergi ke kamar mandi sebentar
saat jenny menuangkan minuman pada gelas
ketiganya. Ketika aku keluar dari kamar mandi aku mendapati dia
melihat rekaman video tersebut lagi. Aku
menghela nafas, menghampirinya untuk mematikan TV.
“Kamu tahu kan, ini
tak akan membantu,” kataku. Di menghela nafas.
Kami meminum gelas ketiga dalam diam. Kali ini giliran Jenny
yang pergi ke kamar mandi saat aku menuang
gelas yang keempat. Aku masih belum merasa mabuk, tapi rasa
sakit di hati sedikit terasa hilang.
Jenny keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arahku. Segera
saja aku menyadari ada sesuatu yang
berubah. Pertama, Jenny terlihat sudah mengambil sebuah
keputusan. Yang kedua, tak mungkin rasanya kalau
tak melihat kalau beberapa kancing bajunya yang atas terbuka
dan dia tak lagi memakai bra. Aku dapat
melihat jelas putting payudaranya dari balik blouse-nya.
“Jenny, apa yang kamu lakukan?” tanyaku bingung.
“Aku akan melakukan sesuatu yang mungkin bisa mempertahankan
pernikahanku setelah pengkhianatan Bob. Aku
akan meniduri abang,” jawabnya.
Aku baru saja akan memprotesnya, tapi dia sudah langsung
melumat bibirku. Disamping itu, kalau mau
jujur, meskipun aku memutuskan untuk memaafkan Sherly, aku
juga sama terlukanya dengan Jenny. Meniduri
Jenny, benar atau salah, mungkin saja akan menolong. Aku
merasa sangsi kalau ini akan bisa menyakiti
mereka.
Dalam sekejap saja kami sudah tak berpakaian lagi dan aku
terkejut melihat buah dada Jenny bahkan lebih
besar dari yang pernah kubayangkan. Ukuran payudara Sherly
sekitar B cup. Tapi menurutku putingnya yang
besar mencuat itu terlihat seksi pada ukuran payudaranya.
Payudara Jenny yang jauh lebih besar dibandingkan isteriku
tampak sangat menggiurkan. Mungkin ukurannya
C cup, tapi sangat pasti kalau ini adalah ukuran full C cup.
Putingnya tidak sepanjang punya kakaknya,
tapi lebih gemuk. Dia tersenyum memergoki aku yang terpana
melihat dadanya.
“Ini milikmu sepenuhnya,” kata Jenny sambil menyangga kedua
buah dadanya dengan kedua tangannya
sekaligus meremasnya menggoda.
Kuhabiskan gelas keempatku dan segera membenamkan wajahku ke
dalam dua bongkahan daging kenyal
didepanku. Tangan Jenny bergerak ke bawah untuk meraih
batang kontol ku.
“Wah, kontol abang besar sekali!” katanya, gairahnya
terdengar besar dalam nada suaranya.
Aku bergerak turun menelusuri lekuk tubuhnya, melewati
perutnya dan mulai menyapukan lidahku pada bibir
memek nya.
Dia segera bersandar pada dinding di dekatnya dan memegangi
kepalaku dengan kedua tangannya sambil
mendesah. Segera saja tubuh Jenny mulai tergetar ketika aku konsentrasi
pada kelentitnya. Langsung saja
dia meraih orgasme pertamanya dan aku harus menyangga
tubuhnya sebelum dia jatuh. Lalu kugendong dia
menuju ke kamar tidur.
Kurebahkan tubuhnya di atas ranjang, Jenny menjulurkan kedua
lengannya ke depan memintaku untuk segera
naik. Aku merangkak menaiki tubuhnya dan memberinya sebuah
ciuman yang dalam. Nafasnya tercekat saat
ujung kepala kontol ku menemukan jalan masuk ke dalam memek
nya.
“Kamu yakin mau melakukan ini?” tanyaku. Dia mengangguk.
“Kakakku, isteri abang, meniduri suamiku. Aku rasa baru adil
kalau aku menyetubuhi abang di atas
ranjangnya sendiri.
Ini cara untuk membalas kelakuan Bob dan Sherly diwaktu yang
sama,” nada amarah terdengar dalam
jawabannya, tapi dia kemudian tersenyum dan menambahkan,
“Lagipula, aku tak akan melepaskan begitu saja
setelah melihat ukuran kontol abang ini.” Kemudian segera
saja lenguhan nikmat terlepas dari bibirnya
saat dia menggunakan kakinya untuk menarik tubuhku ke
arahnya.
“Aku merasa sangat penuh!”
Batang kontol ku hanya baru masuk 3/4nya saja ke dalamnya.
Kudorongkan lagi, tapi dia merintih
kesakitan. Aku coba hentikan, tapi dia tidak mengijinkanku.
Nafasnya tersengal terdengar antara menahan
desaan nikmat atau sakit, dan dia terus mengguna kan pahanya
untuk menarikku semakin erat. Bahkan
tangannya mencengkeram pantatku dan menariknya dengan keras
hingga seluruh batang kontol ku terkubur
dalam lubang anusnya.
“Oh mami!” teriakan lepas keluar dari bibirnya saat aku
berhasil membenamkan batang kontol ku
seluruhnya. Aku diamkan tanpa bergerak agar dia terbiasa
dengan ukuranku.
“Ayo bang! Setubuhi aku!” akhirnya dia berkata dan memang
itu yang segera akan aku lakukan.
Pada awalnya secara perlahan kukeluar masukkan, tapi atas
desakan Jenny segera saja aku menyentaknya
dengan keras dan cepat. Langsung saja orgasme kedua
diraihnya dan tanpa henti. Aku pikir dia akan
pingsan saat teriakan nikmatnya terdengar keras sekali.
“Jenny, aku hamper keluar!” teriakku.
Dia mendorong tubuhku berganti posisi hingga dia berada
diatas dan mulai menunggangi batang kontol ku.
“Lakukan, bang! Isi rahimku dengan benih abang!” ucapnya
semakin membakar gairahku.
“Tapi, kita tidak pakai pelindung!” kataku ragu. Tapi
keraguanku malah semakin membuat pantulan tubuhnya
semakin keras saja dan tak ayal aku langsung keluar jauh di
dalam rahimnya.
Kusemburkan begitu spermaku ke dalam memek nya hingga
meleleh keluar pada pahanya seiring pompaan naik
turun tubuhnya di atasku.
Kami berdua rebah tak bergerak dengan tubuhnya yang masih
menindihku untuk beberapa waktu. Akhirnya dia
mengangkat kepalanya dan menatapku dengan diam.
“Kamu tidak apa-apa?” tanyaku khawatir tapi dia malah
tertawa.
“Aku merasa sangat ehmm…! Saat ini, aku tidak tahu apakah
akan meninggalkan Bob dan tak akan bicara
dengan Sherly lagi ataukah aku mestinya berterima kasih pada
mereka. Abang sangat menakjubkan,” katanya.
Aku tertawa dan menurunkan tubuhnya dari atasku.
“Ayo mandi, aku sangat ingin bermain lagi dengan dada
montokmu ini,” Kataku sambil meremas buah dadanya
lalu menggamit tangannya.
PAITO ONLINE TERPECAYA - Kami bawa serta gelas minuman yang kosong, mengisinya lagi
untuk yang terakhir kalinya sebelum
bergandengan tangan masuk ke kamar. Lansung saja kami
habiskan gelas terakhir kami setelah mengatur suhu
shower. Tawa riang tak hentinya keluar dari bibir kami saat
air hangat mulai turun membasahi kedua tubuh
berkeringat kami.
Kusabuni dada montoknya dan menghabiskan setidaknya sekitar
sepuluh menit meremasinya. Disaat yang
bersamaan dia juga menyabuni batang kontol ku. Begitu kontol
ku kembali mengeras, aku bergerak ke
belakang tubuhnya, masih tetap meremasi buah dadanya. Aku
mulai menciumi lehernya dan batang kontol ku
kugesekkan pada celah bongkahan pantatnya. kontol ku masih
berlumuran sabun sehingga dengan mudah
melesak masuk.
Saat bibir kami saling melumat dalam ciuman yang dalam,
kepala kontol ku terdorong masuk ke dalam lubang
anusnya. Jenny merenggangkan pahanya dan kontol ku melesak
masuk dengan sendirinya seakan punya maksud
sendiri, Aku terkesiap dan berusaha menariknya keluar.
“Sorry! Ini masuk begitu saja…” aku berusaha menjelaskan,
tapi Jenny malah menyeriangai lebar dan
mendorong pantatnya ke belakang membuat kepala kontol ku
semakin menyelam ke dalam lubang anusnya. Aku
mengerang keenakan.
“Jangan bilang kalau kak Sherly tidak pernah mengijinkan
abang melakukan anal seks?” tanyanya menggoda.
“Tidak, tidak pernah,” jawabku.
“Baiklah kalau begitu, kalau abang mau abang boleh merasa
bebas menyetubuhi anusku semau abang!” katanya
manantang dan bagai api yang disiram minyak, langsung saja
aku lesakkan batang kontol ku jauh ke dalam
lubang anusnya.
Kedua tangannya terjulur kedepan pada dinding untuk menahan
tubuhnya yang terguncang dengan keras oleh
sodokanku. Buah dadanya yang montok terayun menggoda,
membuatku dengan segera bergerak meremas keduanya.
Tapi tanganku langsung beralih untuk mencengkeram pinggulnya
untuk menjaga keseimbangan kedua tubuh kami
karena ayunanku.
“Ya! Terus bang! Dorong kontol abang ke dalam anusku! Makin
dalam bang!” teriak Jenny dalam kenikmatan.
Salah satu tangannya masih menahan tubuhnya pada dinding
sedangkan yang satunya lagi mulai bergerak kea
rah selangkangannya.
“Yes!” teriaknya saat aku semakin keras mengayunkan batang
kontol ku semakin ke dalam.
Dapat kurasakan otot pantatnya yang mulai mengencang saat
dia menggesek kelentitnya sendiri. Tak mampu
lagi kutahan, kulesakkan seluruh batang kontol ku terkubur
seutuhnya dalam cengkeraman lubang anusnya
dan kembali, sekali lagi aku keluar dengan hebatnya.
Sentakanku yang terakhir membuat kaki Jenny benar
benar terangkat dari lantai kamar mandi karena kerasnya. Dan
hal tersebut membuat Jenny bergabung
bersamaku dalam ledakan orgasmu sejenak kemudian.
Kami berjalan berpelukan dengan sempoyongan keluar dari
kamar mandi menuju ke kamar tidur kembali. Aroma
seks tercium sangat pekat di dalam kamar dan kami kesulitan
untuk menemukan area sprei yang kering di
tempat tidur.
Istri nakal bersetubuh dengan suami adik, memek nya langsung
terlihat dada besar menjepit kontol
“Kamu benar-benar liar!” kataku.
“Ternyata balas dendam itu rasanya jauh lebih manis dari
yang kuduga timpalnya dengan tersenyum puas. Aku
hanya bisa menggelengkan kepala. Dia benar benar wanita muda
yang penuh amarah, tapi… apapun itu adik
iparku ini benar benar sangat menggairahkan!
Jenny merapatkan kedua daging payudaranya yang kenyal
menjepit batang kontol ku dan mengocoknya begitu
batangku mengeras lagi. Dia masih asik melakukannya ketika
tiba-tiba saja Sherly berjalan masuk ke dalam
kamar tidur.
“Jenny! Teganya kamu?” teriak Sherly terdengar hamper
menangis, tapi Jenny Cuma tersenyum sinis.
“Teganya aku? Kakak pasti bercanda! Coba kakak periksa
rekaman video di bawah. Itu rekaman
perselingkuhan Bob dengan kak Sherly,” balas Jenny said lalu
kemudian dengan mata menatap kearah
kakaknya, dia memasukkan batang kontol ku hingga ke vagina
nya
“Anak-anak mana?” tanyaku merasa tak nyaman. Aku coba untuk
bergerak, tapi Jenny tak membiarkanku.
Dia ingin agar Sherly melihat aksi kami berdua.
“Kutitipkan di rumah mami. Aku mau memberimu kejutan ‘a
night out alone’,” jelasnya, nampak jelas rasa
kecewa dan terkejutnya.
“Nah, aku rasa yang terkejut sekarang adalah kakak. Apa
kakak benar-benar berharap kalau rekaman itu tak
akan diketahui oleh siapapun?” Tanya Jenny.
Sherly menggelengkan kepala.
“Kakak keliru,” kata Jenny, lalu menambahkan dengan nada
sinis,
“Nah, sekarang impas kan?” tangis Sherly benar-benar pecah
sekarang dan dia berlari meninggalkan kamar.
Bukannya merasa puas telah membalas dendam, tapi aku malah
merasa sangat tidak enak. Kudorong tubuh
Jenny menjauh dan pergi menyusul Sherly. Kutemukan dia di
ruang keluarga, sedang menyaksikan rekaman
videonya dengan Bob. Dia menoleh dan memandangku dengan
tatapan yang berlinang air mata.
“Aku sungguh-sungguh minta maaf!” ucapnya diantara isak
tangisnya.
“Itu terjadi begitu saja bulan lalu. Bob tengah frustrasi
karena Jenny tak juga hamil. Kami minum-minum
dan aku tak ingat pasti apa yang terjadi kemudian, yang
kuingat saat aku terbangun, kita tidur berdua di
ranjangnya. Apakah kamu mau memaafkanku?” tanyanya.
Aku hendak mulai menjawab, tapi Jenny sudah berada di
ruangan ini.
“Abang percaya semua omong kosong ini? Itu mungkin benar
kejadian pertama kalinya, tapi bagaimana dengan
yang berikutnya? Kak Sherly terlihat jelas sangat
menikmatinya dalam video itu,” potong Jenny dengan
marah. Wajah Sherly berubah merah oleh rasa malu.
“Kami melakukannya cuma dua kali saja,” bela Sherly lirih,
meskipun dia sadar itu tak banyak
membantunya.
“Kejadian yang kedua terjadi saat Bob menelphone-ku untuk
datang dan bicara. Aku juga terkejut saat
mendapati ada sebuah kamera yang dalam keadaan siap rekam.
Lalu dia memperlihatkan padaku rekamannya
dengan Jenny yang sedang bercumbu. Kami sepakat untuk
menghentikan perselingkuhan ini, tapi Bob ingin
membuatsebuah video sebagai kenang-kenangan.”
“Dan kakak tak mampu menolaknya, kan?” potong Jenny dengan
tajam.
“Aku mau menolaknya!” jawab Sherly, tapi kemudian meneruskan
dengan suara pelan,
“Tapi video kalian berdua benar-benar membuatku jadi
terangsang. Melihatmu bercumbu dengan Bob sangat
membuatku terangsang.”
“Kakak jadi terangsang karena melihatku?” Tanya Jenny tak
percaya.
Sherly tak berani menatap kami berdua, tapi dia hanya
mengangguk. Aku gelengkan kepala. Aku benar-benar
kaget dengan apa yang dikatakan Sherly barusan.
“Jenny, Sherly dan aku menikah di usia muda. Aku tidak heran
jika kakakmu membayangkan apa yang hilang
dari masa mudanya setelah kami menikah dulu. Aku juga
merasakan hal itu.”
“Lalu apa abang berselingkuh di belakang kakak?” Tanya Jenny
asked. Kugelengkan kepala.
“Tidak sampai hari ini,” jawabku. Sherly mulai merasa tak
nyaman.
“Aku benar-benar minta maaf! Aku sangat mencintaimu dan tak
ingin kehilanganmu,” kata Sherly.
Aku tersenyum mendapati situasi ini. Ketakutan terbesarku
adalah jika Sherly sudah tidak mencintaiku
lagi. Sekarang aku tahu itu tidak benar.
“Aku tak akan meninggalkan kamu. Andai saja kamu ceritakan
padaku tentang semua ini sebelum kamu membuat
keputusan, mungkin kita bisa lakukan itu bersama.”
“Bersama?” tanyanya. Dia terlihat jelas terkejut.
“Ya. Sherly, aku punya sebuah fantasi yang igin kulakukan.
Aku tak pernah menceritakannya padamu karena
kupikir kamu sangat konservative tentang seks dan kupikir
kamu akan marah jika kuajak membicarakannya.
Aku tak ingin kehilangan kamu.”
“Sungguhkah?” tanyanya, ketakutannya perlahan berubah
menjadi sebuah harapan.
Kurengkuh dia ke dalam pelukanku dan memberinya sebuah
ciuman yang sangat dalam sebagai jawabannya.
“Jadi, abang mengijinkan pria lain menikmati tubuh isteri
abang?” Tanya Jenny tak percaya Aku mengangkat
bahu dan tersenyum.
“Aku tak masalah jika Sherly bercinta dengan orang lain,
Cuma syaratnya aku harus ada di sana dan dia
pulang ke rumah kembali bersamaku.”
“Menakjubkan,” kata Jenny, tak tahu harus berkata apalagi.
“Jenny, meskipun ini tak membantu, Bob mengatakan padaku
kalau hanya dengankulah satu-satunya wanita
yang pernah berselingkuh dengannya. Aku percaya padanya. Bob
benar-benar mencintaimu,” kata Sherly,
masih memelukku.
Jenny masih tetap menggelengkan kepala.
Kutarik kembali Sherly dalam sebuah ciuman. Aku masih tetap
telanjang, sedangkan Sherly masih berpakaian
lengkap. Aku mulai melucuti pakaiannya. Dan dia membantu
mempercepatnya.
“Hey, bagaimana dengan aku?” Tanya Jenny.
Sherly memandangku seakan meminta ijin. Aku mengangguk,
masih meraba-raba kemana ini akan berakhir.
Isteriku menatap adiknya dan menyeringai lebar.
“Jenny, kamu sangat boleh bergabung dengan kami,” undangnya.
“Sudah kukatakan, Aku sangat suka melihatmu bercinta dengan
Bob. Kurasa melihatmu melakukannya dengan
suamiku pasti akan lebih dahsyat lagi!” Aku sama terkejutnya
dengan Jenny, tapi aku sudah terlalu
terangsang oleh wanita yang kunikahi hamper dua puluh tahun
ini.
BANDAR TOGEL - Sherly dan aku tak menunggu jawaban Jenny lagi. Kupanggul
Sherly menuju ke kamar tidur kami dan
melemparkan tubuhnya ke atas ranjang dengan posisi
tengkurap. Dia protes soal aroma dan kenyataan kalau
sepreinya telah habis dipakai, tapi protesnya tersebut
langsung terhenti begitu kulesakkan batang kontol
ku ke dalam lubang memek nya. Kupegangi pinggulnya saat aku
mulai bergerak keluar masuk.
“Ya, setubuhi aku sayang!” teriaknya.
Sherly tidak pernah berkata mesum saat berhubungan seks
sebelumnya. Birahiku benar-benar terbakar oleh
perubahan isteriku ini. Kami berdua benar-benar terhanyut
dengan irama persetubuhan ini hingga aku
dikejutkan oleh sebuah tangan yang memegang buah zakarku.
“Jadi, akhirnya kamu putuskan untuk bergabung dengan kami,”
kataku pada Jenny.
Dia mengangkat bahunya, tersenyum nakal dan kemudian
menciumku.
“Aku tak akan pernah melewatkan kesempatan untuk menikmati
batang kontol abang lagi,” katanya begitu
lumatan bibirnya denganku berakhir.
Kemudia dia menampar pantat Sherly dengan keras. Sherly
teriak terkejut.
“Disamping itu, aku masih belum memberikan hukuman pada
wanita jalang yang sudah menyetubuhi suamiku
ini,” katanya sebelum memberi sebuah tamparan lagi.
“Hey! Hentikan,” cegahku.
Aku mencintai Sherly dan tidak ingin melihat dia disakiti.
“Tidak apa-apa! Aku memang pantas mendapatkannya,” kata
Sherly, mengejutkanku, tapi kurasa Jenny sudah
mengira akan hal ini.
“Nah kakakku yang jalang, kakak suka dengan kekerasan ya,”
kata Jenny dengan yakin sambil memilin
putting kakaknya dengan kasar.
Sherly berteriak antara sakit dan nikmat. Baru saja aku mau
menghentikan semua ini, tapi Sherly malah
mulai meledak orgasmenya. Ini akan menjadi sebuah eksplorasi
yang menarik dilain waktu.
Jenny menarikku menjauh dan menaiki batang kontol ku. Tak
perlu menunggu waktu untuk penyesuaian yang
lama lagi seperti saat pertama kali, dia kemudian mulai
bergerak naik turun di atasku sekali lagi. Aku
sudah dekat dengan orgasmeku saat akhirnya Sherly pulih
kondisinya setelah ledakan orgasmenya. Dia
melumat bibirku dengan liar sebelum tangannya bergerak
meremas pangkal batang kontol ku.
“Hey, hentikan, kakak merusak iramaku!” Jenny komplain.
Sherly tersenyum, melepaskan cengkeramannya dan menarik
Jenny dalam sebuah ciuman. Ciuman keduanya
sangat lama dan juga basah, tapi saat akhirnya selesai Jenny
kembali komplain.
“Wanita jalang!” teriaknya, yang sebenarnya hanya terkejut
oleh aksi Sherly barusan. Isteriku hanya
tersenyum.
“Sudah kubilang kan, kalau melihatmu bisa membuatku sangat
terangsang. Apa yang kamu harapkan saat
memutuskan untuk bergabung dengan kami?” jawab Sherly, dan
kemudian tangannya bergerak ke bawah untuk
memainkan kelentit Jenny.
Segera saja nafas Jenny mulai tersengal.
“Aku tidak tertarik pada wanita! Singkirkan tangan kakak!”
perintahnya, tapi Jenny tidak melakukan apa-
apa untuk menghentikan Sherly.
“Aku juga belum pernah melakukannya dengan seorang wanita
sebelumnya. Aku rasa kamu juga. Bagaimana kamu
tahu kalau kamu tak suka?” Tanya Sherly.
“Tapi aku kan adikmu!” jawab Jenny. Sherly tak
menghiraukannya.
“Aku yakin kalau mulutmu pasti akan lebih bermanfaat
daripada hanya bicara tak karuan begitu,” jawab
Sherly, lalu kemudian kembali melumat bibir adiknya lagi.
“Wow! Sherly, ini sangat hot! Jika saja aku tahu lebih awal
kalau kamu juga mau melakukannya denga
wanita juga,” kataku dengan seringai lebar. Sherly hanya
mengangkat bahu.
“Siapa kira? Aku juga tak pernah membayangkan sebelumnya
sampai aku lihat videonya Jenny dengan Bob,”
jawabnya sebelum kemudian membungkuk kedepan untuk menghisap
salah satu putting payudara Jenny.
Mengerang keras Jenny mulai orgasme.
Aku mencoba untuk bertahan, tapi segera saja aku seburkan
spermaku ke dalam memek Jenny juga. Jenny
membuat kami berdua terkejut saat dia menjambak rambut
kakaknya agar mendekat padanya dan melumat
bibirnya dengan liar ditengah ledakan orgasme yang
melandanya.
Sherly meraih batang kontol ku dan memasukkannya ke dalam
mulutnya begitu orgasme yang mendera kami
berdua mereda.
“Iih, menjijikkan! kontol abang kan penuh dengan cairanku,”
kata Jenny dengan wajah menyeringai.
Sherly hanya tersenyum lalu mendorong tubuh adiknya hingga terlentang. Dia bergerak menaiki tubuh Jenny
dan duduk di atas dada montoknya. Membuat memek nya berada
sangat dekat ke mulut Jenny. Jenny meronta
beberapa saat, tapi Sherly lebih kuat dan lagipula tubuhnya
berada di atas menindih Jenny.
“Sekarang giliranku untuk orgasme donk kamu sudah memakai
kontol suamiku untuk orgasme, kamu harus
menggantikan tugasnya. Jilat memek ku Jenny!” perintah
Sherly.
Aku hanya menyaksikan dengan terpesona. Aku tengah
menyaksikan bagian dari diri Sherly yang tak pernah
kusangka dimilikinya. Jenny mencoba memprotes, tapi Sherly
sama sekali tak mengacuhkan. Disorongkan
memek nya kearah mulut adiknya dan mendesah keras beberapa
saat kemudian ketika lidah Jenny menelusup
ke dalam lubang memek nya.
“Ya, begitu Jennyy! Tepat di situ!” ceracau Sherly.
Mereka berdua seakan asyik masyuk dalam dunianya sendiri
dalam beberapa menit ke depan sebelum pada
akhirnya Jenny mendorong tubuh Sherly dari atasnya.
“Hey!” protes Sherly, tapi Jenny cuma tertawa. Dia kemudian
mengatur untuk melakukan posisi enam-
sembilan dengan isteriku.
Kuamati lidah Jenny langsung melata keluar masuk ke dalam
memek kakaknya. Sherly ragu untuk beberapa
saat sebelum akhirnya lidahnya juga memberi aksi yang sama
terhadap memek Jenny.
Terlihat jelas bahwa kedua wanita ini sangat menikmati dan
larut terhadap apa yang tengah mereka
perbuat. Sudah cukup lama mereka saling memuaskan birahi
satu sama lainnya dan aku yakin kalau keduanya
sudah mendapatkan paling tidak sebuah orgasme. Batang kontol
ku akhirnya sekali lagi mengeras sepenuhnya
dan aku tengah bingung untuk memutuskan apa yang akan
kulakukan. Jenny melihat kebingunganku dan
mengedip kepadaku sambil sebuah jarinya menyelip masuk ke
dalam lubang anus Sherly. Sherly mengerang.
Jenny terus memainkan jemarinya di dalam lubang anus Sherly
sambil tetap mengoral memek nya. Sejenak
kemudian Jenny mengisyaratkan padaku untuk mendekat.
Dicengkeramnya batang kontol ku dan menempatkan
kepala kontol ku tepat di lubang anus Sherly. Kudoeng
sedikit hingga kepalanya masuk sebelum Sherly
akhirnya menyadari apa yang tengah terjadi.
“Tunggu!” teriaknya, tapi Jenny tetap berkonsentrasi pada
kelentitnya dan itu membuat perhatian Sherly
kabur.
Kumasukkan beberapa centi lagi.
“Hentikan, ini sakit!” erang Sherly. Jenny menampar pantat
isteriku dengan keras.
“Tapi rasanya sangat nikmat, kan?” tanyanya pada isteriku.
Sherly hanya mengerang. Kumasukkan lagi lebih
dalam.
“Ya!” Sherly semakin mengerang keras.
“Jadi, diam dan nikmati saja!” perintah Jenny menampar
pantat Sherly lagi.
Jenny merangkak ke bawah tubuh Sherly dan mulai
mempermainkan kelentitnya.
Aku terus mendorongkan kontol ku semakin ke dalam anus
Sherly. Rasanya sangat rapat dan aku tak yakin
sepenuhnya apakah dia menikmati ini ataukah tidak.
“Apa kamu ingin aku berhenti?” tanyaku meyakinkan.
“Jangan! Masukkan seluruhnya. Sodomi aku!” teriak Sherly.
Dan jawaban itu membuatku melesakkan sisa kontol ku
selurhnya tanpa ragu lagi. Dia langsung mulai
orgasme. Kurasakan denyutannya seiring tiap sodokanku.
Kusodomi Sherly dengan keras dan cepat, membuat buah zakarku
menghantam dahi Jenny. Segera saja aku
orgasme beberapa menit kemudian. Sherly dan aku rebah
kecapaian sedangkan Jenny meberi kami masing-masig
sebuah ciuman yang penuh nafsu yang dalam. Tak disangsikan
lagi kalau dia juga sangat membutuhkan sebuah
pelapasan yang sangat mendesak.
Begitu kondisiku dan isteriku mulai pulih, tanpa
menyia-nyiakan waktu lagi kami berdua langsung
berkonsentrasi pada memek Jenny. Dengan bergantian lidah
kami mengeksplorasi seluruh titik sensitifnya.
Dan itu membuat Jenny merintih memintaku agar segera
menyetubuhinya langsung.
Kuposisikan dia dalam doggy style, Sherly memposisikan
dirinya diantara tubuhku dan Jenny dan mencumbu
anus adiknya dengan menggunakan lidah. Hal ini terlalu
berlebihan untuk dapat ditahan Jenny lebih lama
lagi dan orgasme segera menggulungnya. Denyutan liar dinding
memek Jenny tak mampu kutahan, kulit kontol
ku yang terasa sangat sensisit segera memberiku ledakan
orgasme yang berikutnya. Isteriku terus saja
mencumbui lubang anus adiknya saat aku semburkan kembali
spermaku di dalam memek adik iparku untuk
kesekian kalinya.
Kami bertiga hanya mampu berbaring kelelahan dengan tubuh
bersimbah keringat untuk sekian waktu. Saat
akhirnya kami mampu bergerak, hanya dengan gerakan tubuh
yang lemah dan pelan. Secara bregiliran kami
mandi menyegarkan tubuh, berpakaian dan bertemu di meja
makan. Sherly menyiapkan sesuat untuk mengganjal
perut kami semua yang kelaparan.
“Aku lapar,” Jenny said.
“Aku juga,” timpalku.
“Aku rasa kita sudah membangkitkan selera makan kita,”
Sherly tersenyum.
Hampir disepanjang acara makan kami diwarnai keheningan.
Masing-masing tenggelam dalam alam pikirannya.
Aku lihat Sherly sedang menata mentalnya untuk membuka
omongan. Akhirnya dia menatapku begitu acara
makan kita selesai.
“Jadi, apakah kita semua baik-baik saja?” nada bicaranya
terdengar nervous.
Kami saling menatap satu sama lain dalam beberapa saat dan
kemudian aku mengangguk. Senyuman Sherly
terkembang.
“Bagaimana dengan kamu?” Tanya Sherly pada adiknya.
“Mmm, aku belum tahu,” jawab Jenny dengan jujur, tapi
kemudian dia tersenyum lebar dan bertanya,
“Yang kamu maksud itu tentang kamu dan Bob atau kenyataan
bahwa baru saja aku sadar kalau aku seorang
lesbian yang juga menikmati hubungan incest?”
“Kamu bukan lesbian,” jawabku sambil tersenyum.
“Dia benar,” Sherly menambahkan. “Kamu seorang biseksual
yang menikmati hubungan sedarah.” Jenny tidak
bias menahan diri. Dia tertawa terbahak. Sherly dan aku ikut
tertawa, tapi dengan cepat tawa kami
berhenti.
“Jenny, beri Bob kesempatan,” kata Sherly dengan lebih
serius. Jenny menarik nafas.
“Akan kupikirkan.”
“Dan diskusikan dengannya soal belum juga hamilnya kamu.
Kalian berdua mungkin harus membicarakan hal
tersebut. Mungkin sekaranglah waktunya untuk datang ke
dokter ahli.”
“Wow, sekali nasehat langsung komplit,” jawab Jenny dengan
tersenyum. Dia terlihat agak bimbang.
“Hei, kamu boleh menyewa suamiku sebagai gantinya kalau yang
jadi masalahmu adalah Bob,” gurau Sherly,
mencoba untuk membuat adiknya tersenyum.
Senyuman Jenny semakin terkembang lebar saat tangannya
bergerak mengelus perutnya.
“Masalah itu mungkin sudah terpecahkan kalau memang yang
bermasalah adalah Bob. Minggu ini adalah
periode masa paling suburku dan suamimu sudah melakukan
pekerjaannya dengan sangat baik saat mengisi
memek ku dengan spermanya.”
Alis Sherly, dan tentu saja alisku, terangkat karena
terkejut. Kami saling mamandang dan kemudian
menoleh ke arah Jenny. Akhirnya kami bertiga hanya
mengangkat bahu.
“Itu issue untuk besok saja,” jawab Sherly.
“Kalau memang jadi,” Jenny menambahkan.
“Beritahu kami kalau akhirnya kamu memutuskan untuk
memaafkan Bob,” kataku, merubah topic pembicaraan.
“Akan tiba waktunya bagi Bob dan aku untuk membicarakannya,
tapi itu persoalan lain lagi. Dan jika
melakukannya secara langsung. Aku yakin itu akan terlihat
lebih hebat dari pada di dalam video.”
“Hanya selama aku diberi kesempatan dengan kamu lagi,” jawab
Jenny menimpali ‘tantanganku. Dia kemudian
menoleh kea rah Sherly dan dengan tersenyum menambahkan,
“Tentu saja dengan kamu juga.”
“Aku bisa menggaransi kalau soal itu,” balas Sherly.
Jenny memberi sebuah pelukan pada kami berdua sebelum dia
pergi. Sherly dan aku saling menatap dalam
kebisuan untuk beberapa saat.
“Nah, sekarang bagaimana?” Tanya Sherly. Awalnya aku hanya
mengangkat bahu, tapi kemudian kuhembuskan
nafas.
Aku sadar jika kami berdua membutuhkan sebuah aturan dasar
dalam hal ini.
“Pertama, aku rasa kita harus saling setuju dan berjanji
bahwa kita tidak akan saling bermain dengan
orang lain tanpa persetujuan salah satu dari kita. Tak ada
lagi affair,” jelasku dengan ringkas.
Sherly tampak sedikit malu dan mengangguk setuju.
“Kita harus ekstra hati-hati terhadap anak-anak. Aku tidak
mau gaya hidup kita yang baru ini membawa
sebuah dampak bagi mereka semua,” Sherly menambahkan.
“Setuju.”
“Kamu puny ide yang lain lagi?” Tanya Sherly. Aku
menyeringai.
“Ya, masih ada sebuah hukuman yang menunggumu.”
“Hukuman?” Tanya Sherly, matanya berbinar.
“Yeah, sekarang aku tahu kalau kamu suka sedikit kekerasan
dan rasa sakit, aku rasa kita harus kembali
lagi ke kamar.
Lagipula anak anak tidak ada dan kita hanya berdua saja
sekarang.”
“Apa yang kamu rencanakan?” Tanya Sherly curiga. Aku hanya
tersenyum lebar.
Kami habiskan beberapa jam berikutnya dengan saling
memuaskan dan memanjakan satu sama lain. Tidak semua
yang kami coba berjalan dengan baik, tapi saat itu tidak
berjalan sesuai harapan, kami hanya tertawa dan
kemudia mencoba sesuatu yang lainnya lagi. Untuk pertama
kalinya Sherly dan aku saling berbagi seluruh
fantasi seksual dalam kehidupan dua puluh tahun perkawinan
kami. Kami sadar kalau tidak semua fantasi
tersebut bisa diwujudkan dalam satu malam ini, tapi kami
sudah melakukan sebuah awal yang bagus.
Mentari pagi hanya menunggu satu dan dua jam untuk terbit
saat akhirnya kami merasa terlalu lelah untuk
mencoba sesuatu yang lain lagi, tapi kami berdua belum
merasa mengantuk juga. Sekali lagi kami mandi
lagi dan melangkah menuju ke kamar tamu. Kamar ini memiliki
pemandangan yang indah saat mentari terbit
dan juga seprei yang bersih dan segar.
Kami berdua berbaring dan berbincang seakan sudah tak saling
bicara selama bertahun-tahun. Aku bahkan
tak begitu yakin apa yang sedang kami diskusikan, tapi pada
akhirnya aku merasa lebih dekat dengan
isteriku melebihi sebelumnya. Manteri terbit mengantarkan
kami berdua lelap dalam mimpi indah dengan
saling memeluk
MARI BERGABUNG BERSAMA KAMI DI MTO DENGAN BERBAGAI PROMO -PROMO YANG BERVARIASI DAN DISCOUNT YANG TAK TERDUGA
*PROMO PRIZE 2 DAN PRIZE 3 UNTUK TARUHAN 4D YANG BERLAKU PADA 6 PASARAN KAMI:
*DENGAN 2D TERBALIK YANG KELUAR DI PRIZE 1
*NIKMATI DISCOUNT TERBARU == DEPOSIT DI BAWAH ==(RP: 1.000.000@4D.64% 3D.57% 2D .28%)
*DISCOUNT TERBARU==DEPOSITE DI ATAS == (RP : 1.000.000 @ 4D.65% 3D.58% 2D.29%)
UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGUNJUNGI WEBSITE KAMI DI WWW.BERMAINTOGEL.COM
0 komentar:
Posting Komentar